Amanda Kadlec, seorang pakar Timur Tengah di Rand Corporation, membeberkan hal mengejutkan kepada Newsweek.
"Sangat sering, para demonstran muda akan pergi ke lokasi-lokasi demonstrasi yang ternyata tentara-tentara Israel sudah siap sedia."
(Baca juga: Puluhan Turis Indonesia Alami Peristiwa Mengerikan di Malaysia)
"Dan tentu, hasilnya demonstrasi jarang menguntungkan para demonstran Palestina."
Tahu tidak, "Mereka cuma bermodal batu dan ketapel."
Muncul dugaan, Thuraya dibunuh oleh seorang penembak jitu.
Beberapa orang menyebut saat demonstrasi berlangsung, dirinya tidak menimbulkan ancaman terhadap pasukan keamanan Israel.
(Baca juga: Ngeri, Tabrakan Kereta dengan Bus Sekolah, 6 Tewas di Tempat, Begini Kronologinya)
Fadi Al-Qadi, seorang pakar hak asasi manusia dan Timur Tengah berbasis di Yordania, berbicara seperti ini kepada Newsweek.
"Fakta terbununya oleh peluru penembak jitu bisa berarti bagi penduduk Palestina bahwa kematian ini sudah direncanakan dan bukan atas sebuah tindakan dari kebutuhan pengamanan."
"Tentu ini akan berarti banyak bagi orang Palestina, khususnya penduduk yang hidup sengsara di Jalur Gaza."
Kejadian pedih ini justru makin mempertegas, "Jalan menuju kekerasan bukanlah suatu pilihan."
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |