Dengan kata lain, jika kamu dapat menerima pelajaran dari hubungan yang gagal dan bagaimana hal tersebut membuat kamu tumbuh menjadi individu yang lebih baik, kesempatan kedua mungkin bukan ide buruk.
2. Situasi telah berubah
Linquist mengatakan, terkadang peprisahan terjadi karena waktu yang tidak tepat untuk menjalin sebuah hubungan.
Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan besar hubungan tersebut bisa diperbaiki kembali.
Banyak hubungan berakhir karena faktor lingkungan seperti jarak dan pekerjaan.
"Jika dia menyelesaikan sekolah pascasarjana di negara lain dan sekarang telah pulang kembali atau kamu telah mendapatkan pekerjaan baru yang situasinya lebih baik, mungkin sudah waktunya untuk kembali mencoba," ucapnya.
Pastikan semua benar-benar telah berubah. Jangan hanya karena mantan kamu berjanji akan berubah maka kamu tergoda untuk menerimanya kembali.
3. Pemikiran kamu telah berubah
Jangan berpikir untuk kembali dalam pelukan sang mantan hanya karena kamu belum bisa menemukan orang baru.
"Itu alasan yang mengerikan untuk kembali bersama. Hal penting lainnya, jangan pernah kembali bersama hanya karena alasan ekonomi," ucap Lunquist.
Lunquist juga menyarankan agar kita mengajukan pertanyaan, "apa yang telah berubah?" sebelum memutuskan untuk kembali bersama.
Lalu, jika kamu putus karena alasan usia yang masih terlalu muda untuk menjalin kisah cinta, tidak ada salahnya menilai kembali perasaanmu.
Kamu juga bisa mencoba untuk membuka hati bagi orang lain. Dengan cara ini, bisa jadi kamu akan merasa bahwa mantan kekasih adalah orang yang Anda cari selama ini.
"Kuncinya adalah kamu harus benar-benar jujur pada diri sendiri," kata Lundquist. (*Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini)
(Baca: Usai Cerai, Nafa Semakin Aduhai dan Sukses Melanjutkan Kariernya...)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Cuma Perlu 3 Alasan Ini untuk Kembali ke Pelukan "Mantan"