Tidak ada yang menarik dari film yang rilis pada 3 Mei ini selain daripada ceritanya sendiri.
Menonton film ini kadang membuat kita harus berpikir, karena beberapa adegannya sarat dengan panggung politik namun banyak pula yang diselipkan komedi mengocok perut.
Kadang keduanya karakter utama, Charlotte dan Fred, berbicara tentang lautan dan cara mensejahterakan rakyat, namun kadang keduanya berbicara tentang Game of Thrones.
Baca Juga : Dianggap Tak Mampu Bertahan Lebih dari Setahun Akibat Kista, Kenyataannya Malah Begini
Kadang kita merasa Charlotte cocok dengan Perdana Menteri Kanada, namun kadang kita merasa Charlotte butuh teman penghibur seperti Fred.
Menonton Long Shot seperti membawa kita ke fantasi politik yang sebenarnya tak mungkin akan terjadi, namun ketika kita benar-benar melihat huru-hara perpolitikan di Amerika Serikat, hal ini sebenarnya bukan tidak mungkin terjadi.
Akting keduanya yang sangat apik juga memperlihatkan kita bagaimana white house sebenarnya bekerja meski dengan karakter fiksional ditambah lagi film ini benar-benar dekat dengan isu yang sedang hangat saat ini yakni; feminisme, media sosial dan komunikasi politik menggunakan media.
Kalau anda berharap film ini akan menyuguhkan sinematografi lanskap tempat-tempat yang mereka datangi secara menawan, mungkin anda akan kecewa.
Kebanyakan pertemuan diplomatik juga diadakan dengan pesta makan malam yang disertai dengan panggung dansa serta alunan musik yang terkesan sangat Eropa.
Film ini pada akhirnya akan memberi pelajaran bagaimana caranya menertawakan dunia politik dan hiburan dalam waktu bersamaan. (*)
Uya Kuya Heran Cinta Kuya Berikan Sumbangan Donasi ke Bule yang Viralkan Keluarganya
Penulis | : | Nailul Iffah |
Editor | : | Nailul Iffah |