Laporan Wartawan Grid.ID, Ruhil I. Yumna
Grid.ID - Tidak seorangpun yang ingin hidup dalam jurang kemiskinan.
Hidup dengan segala kekurangan bukanlah mimpi yang diidamkan sebagian besar orang.
Tak terkecuali Noor Azuani Rahyu Mohd Said, 30, ayah empat anak yang hidup berkekurangan ini.
Keluarga yang berasal dari Kampung Pasir Pekan Hilir, Kelantan Malaysia ini, makan seadanya selama bulan Ramadan ini.
Baca Juga : Yama Carlos Sebut Sang Istri Menganggapnya Miskin dan Tak Berharga
Dikutip oleh Grid.ID dari media Malaysia Sinar Harian, keluarga tersebut bahkan hanya memakan telur rebus dan ikan rebus untuk sahurnya.
Dua anaknya yang berusia enam tahun dan dua bulan harus sedari dini hidup prihatin agar tetap bisa bertahan hidup.
Noor Azuani yang berprofesi sebagai pelayan rumah makan ini hanya mendapat penghasilan RM 30 perhari.
"Kami tidak ada lauk mewah seperti kebanyakan orang saat sahur atau saat berbuka," ujar Noor Azuani.
Baca Juga : Serba Makmur, Negara Bhutan Melarang Penduduknya Jatuh Miskin, Wah Jaminan Hidup Sejahtera nih!
"Bisa makan ikan rebus dengan kecap saja, anak-anak saya sudah lahap makannya," ungkapnya jujur.
Berdasarkan penuturannya saat dia dan suaminya bekerja, anak-anaknya yang masih kecil akan dititipkan ke penitipan anak.
Suaminya, Hamizi Mohd Hanafiah, 35, sendiri sehari-hari bekerja sebagai buruh pikul semen di Pengkalan Chepa.
Meski keduanya sudah mati-matian bekerja, tetap saja penghasilannya tidak mampu menutupi kebutuhan keluarga ini.
Baca Juga : Tidak Ada Gedung Pencakar Langit, Begini Kehidupan Ibu Kota Termiskin di Dunia
"Saya terpaksa minta bantuan keluarga kalau beras habis," akunya prihatin.
Tak hanya susah makan, rumah yang didiami keluarga ini juga sangat memprihatinkan.
Noor Azuani tinggal di sebuah rumah sempit dengan atap reyot dan lantai patah.
Kadangkala dia khawatir kalau-kalau atap yang reyot itu bisa rubuh dan membahayakan keluarganya.
Baca Juga : Setelah Lahiran Tak Mau Terima Nafkah dari Dipo Latief, Nikita Mirzani: Gue Kan Bukan Janda Miskin
"Kami tidak punya kamar mandi yang layak, lantai banyak yang bolong, seringkali kaki anak saya sempat terperosok ke dalamnya," cerita wanita 30 tahun ini.
"Dan terpaksa kami memakai tirai kain saat mandi sebab tidak ada pintu," tambahnya.
Saat musim hujan dia dan anak-anaknya terpaksa tidur di ruang tamu karena dinding yang berlubang.
"Kalau musim hujan, saya terpaksa menutup bagian yang berlubang dengan mantel hujan, karenanya saya dan anak-anak tidur di ruang tamu" jelasnya.
Baca Juga : Rosa Meldianti Tutup Pintu Damai dengan Dewi Perssik di Bulan Ramadan
Kehidupan keluarga yang malang ini akhirnya mendapat perhatian dari Faizah Qemerzaman, seorang aktivis masyarakat.
"Bayi mereka akan kami berikan bantuan susu dan popok, dan apabila ada yang berkenan boleh menyumbangkan atap untuk mengganti atap yang reyot," jelas Faizah Qemerzaman.
Faizah juga memberikan bantuan berupa alat masak, dan makanan pokok.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | sinarharian.com.my |
Penulis | : | Ruhil Yumna |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |