Grid.ID – Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentunya memberikan dampak positif terhadap penemuan-penemuan tertentu.
Hal ini juga akan memicu berbagai penemuan lain yang mampu memdahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Para inovator dan penemu ini tak bekerja dengan mudah. Mereka mendapatkan cacian hingga cemooh dari berbagai orang dalam proses yang dilakukan.
Setidaknya, para penemu melakukan uji coba berkali-kali sebelum mereka publikasikan atau memperkenalkan penemuannya kepada publik.
Dalam kenyataanya, tak semua hasil penemuan berdampak positif bagi penemunya. Ada beberapa kisah penemuan, yang mendatangkan tragedi, sebab merenggut nyawa dari penemu tersebut.
Baca Juga : Benarkah Siram Uang dengan Bensin Bisa Buktikan Keasliannya, Begini Komentar BI
Berikut ulasannya:
Stanley lahir pada 1 Juni 1849 di Kingfield, Maine, Amerika Serikat (AS).
Dia terkenal sebagai penemu sekaligus produsen mobil uap yang terkenal bersama saudaranya, Freelan Oscar Stanley.
Dilansir dari Britannica, pada 1897 mereka mulai mengembangkan mobil bertenaga uap, dan perusahaan mereka, Stanley Motor Company.
Di perusahaan itu juga menciptakan Stanley Steamer, mobil populer pada masanya.
Francis Stanley juga ikut berkompetisi pada ajang balap dari tahun 1902 hingga 1909. Dia seringkali mengalahkan mobil yang lebih besar dan bertenaga bensin.
Pada 1906, dia membangun mobil dan mampu memecahkan rekor dunia untuk jarak 1,6 kilometer dengan waktu 28,2 detik.
Pencapaiannya masuk dalam rekor dunia. Pada 1918, kedua bersaudara itu menjual bisnis Stanley Motor mereka.
Pada tahun itu juga, dia mengendarai mobil dan ketika berbelok mobilnya menabrak rumpukan kayu. Dia tak bisa mengindari rintangan dan tewas setelahnya.
Pada tahun 1832, dunia percetakan mulai berkembang dengan adanya alat yang mampu mentransfer tinta ke kertas menggunakan silinder besar.
Berbeda dengan mesin cetak sebelumnya yang dapat mencetak sekitar 400 lembar per jam, mesin cetak silinder dapat menghasilkan antara 1.000 dan 4.000 halaman dalam jumlah waktu yang sama.
Pada1865, William Bullock membantu industri percetakan dengan menemukan alat yang disebut Bullock Press.
Alat ini merupakan mesin cetak rotari yang membawa kertas gulungan dalam satu mesin besar.
Bullock Press dapat menghasilkan sekitar 12.000 lembar per jam, dengan pencetakan di kedua sisi dari gulungan yang panjangnya mencapai 8 kilometer.
Sayangnya, Bullock tidak perlu lama bersuka cita atas keberhasilan penemuannya. Kakinya terjepit dan hancur dalam mesin.
Luka yang timbul dari kaki menyebabkan gangren dan dia meninggal selama operasi amputasi.
Baca Juga : Tempuh Jarak 4 Km dengan Satu Kaki, Siswi SD ini Berhasil Lulus dengan Gemilang
Dia merupakan kepala arsitek kapal yang berasal dari Irlandia. Kariernya yang paling dominan adalah mengembangkan kapal RMS Titanic.
Ia memulai bekerja di perusahaan pembuatan kapal Belfast Harland and Wolff. Dari tahun 1889 hingga 1894 Andrews bekerja sebagai pekerja magang di perusahaan.
Karena desain inovatifnya dia akhirnya ditunjuk sebagai kepala departemen desain. Pada 1907, White Star Line memutuskan untuk membuat kelas kapal mewah.
Harland dan Wolff ditugaskan membangun kapal. Andrews menjadi perancang utama dari Titanic.
Sebelum Titanic berlayar, dia menyarankan agar RMS Titanic memiliki sekoci yang cukup, namun tak ada yang menhiraukannya.
Pada April 1912, ia ikut sebagai penumpang ketika RMS Titanic berlayar pada pelayaran pertamanya. Setelah kapal menabrak gunung es pada 14 April, ia dinyatakan menghilang sampai sekarang.
Banyak saksi yang mengatakan dia berada dalam ruangan merokok, ada juga yang mengatakan dia berada di dek kapal.
Namun sampai sekarang tubuhnya tak ditemukan. Dia dikenang sebagai pahlawan.
Baca Juga : Pertaruhkan Nyawa, Tukang Las Bawah Air Digaji Hingga Rp 771 Juta!
Mereka merupakan orang yang berhasil dan mengembangkan AVE Mizar, sebuah mobil yang memiliki sayap yang dipercaya bisa terbang.
Dilansir dari Business Insider, mereka berdua sebelumnya membayangkan sebuah mobil yang mampu terbang seperti pesawat, bagaikan helikopter mini yang bisa mendarat di bandara.
Setelah penerbangan, pengemudi bisa melepaskan sayap dan melanjutkan perjalanannya. Namun, kedua penemu tersebut meninggal ketika uji coba.
Mobil tak bisa terbang maksimal. Selanjutnya, tak ada mobil terbang yang dikembangkan.
Otto Lilienthal lahir di Jerman 23 Mei 1848. Namanya dikenal sebagai perintis penerbangan di Jerman.
Awalnya dia merupakan seorang yang memiliki bengkel mesin dan pabrik penerbangannya sendiri setelah mengikuti Perang Prancis-Jerman.
Lilienthal mulai melakukan studi tentang pesawat yang salah satu aliran udara sisi sayap pesawat.
Lilienthal mulai merancang dan membangun glider berdasarkan informasi yang telah ia kumpulkan.
Antara 1891 dan 1896, ia menyelesaikan sekitar 2.000 penerbangan dalam setidaknya 16 jenis pesawat yang berbeda.
Foto-foto penerbangannya juga sudah tersebar ke berbagai media dan menyatakan era penerbangan sudah dekat.
Namun, pada 9 Agustus 1896 ia kehilangan kendali dan jatuh dari glider-nya yang membuat tulang punggungnya patah. Dia meninggal di rumah sakit Berlin.
Baca Juga : Pertaruhkan Nyawa, Tukang Las Bawah Air Digaji Hingga Rp 771 Juta!
Marie Curie lahir di Warsawa 7 November 1867. Sejak kecil dia sudah cemerlang karena ingatannya yang luar biasa.
Pada usia 16, dia memenangkan medali emas setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di lycee Rusia. Berawal dari situ, dia akhirnya bertolak ke Paris.
Banyak orang yang mengenalnya sebagai fisikawan dan penemu.
Dia dikreditkan sebagai orang yang telah menemukan radium dan polonium. Berasal dari situlah akhirnya dia mencba mengembangkan radioaktivitas yang nantinya berkembang menjadi sinar-X.
Untuk pekerjaannya, dia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika dan Kimia.
Hal itu membuatnya menjadi wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dan satu-satunya wanita yang telah dianugerahi Hadiah Nobel dua kali.
Dia juga satu-satunya orang yang memenangkan Hadiah Nobel dalam dua ilmu berbeda.
Karena penelitannya berkaitan dengan radiasi, dia terkena dampaknya yang menyebabkan kematian pada 1930-an.
Baca Juga : Para Tetangga Menolak Membantu, Remaja ini Membawa Sang Ibu dengan Sepedanya Untuk Dimakamkan
Terbang dari ketinggian merupakan dambaan bagi seseorang.
Hal ini terus dilakuka hingga beberapa orang berhasil membuat parasutnya sendiri, termasuk Franz Reichert.
Dia merupakan penjahit asal Perancis dan merancang "vetement-parasach" (pakaian-parasut). Untuk menguji penemuannya, ia harus melakukan percobaan.
Pada 1912, Reichelt naik ke puncak Menara Eiffel. Pada awalnya, Polisi Paris memperbolehkan percobaan ini menggunakan boneka, namun ternyata Reichert terbang sendiri dari atas Menara Eiffel.
Percobaannya kali ini tak berhasil dan membuatnya gagal. Namun, penemuannya mengenai pakaian terbang mendapat apresiasi dari banyak orang.
Dia dikenal sebagai The Flying Taylor. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah 7 Penemu yang Meninggal akibat Penemuannya..."
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |