Di dalam tubuh Cameron, gen ini bermutasi sehingga pengaturan itu tidak berjalan normal.
Hal inilah yang membuat Cameron tidak merasa sakit walau kulitnya terbakar, atau kalaupun mengalami luka-luka, dia akan sembuh dengan cepat tanpa meninggalkan bekas luka.
"Dia melaporkan banyak mengalami luka bakar dan luka lainnya tanpa rasa sakit, sering mencium dagingnya yang terbakar sebelum menyadari adanya luka di badannya dan bahwa luka-luka ini sembuh dengan cepat dengan sedikit atau tanpa meninggalkan bekas luka," kata laporan itu.
Baca Juga : Unggah Foto Mesra Bareng Suami, Maia Estianty Pakai Sandal Simpel Harga Jutaan Rupiah, Mirip Milik Syahrini!
"Dia melaporkan pernah memakan cabai Scotch Bonnet dan tidak mengalami rasa tidak nyaman, kecuali sempat merasakan 'sensasi pedas' sesaat di mulutnya," sambungnya.
"Dia juga mengaku pernah mengalami kehilangan memori yang berlangsung lama ... dia juga melaporkan tidak pernah merasa panik, bahkan dalam situasi berbahaya atau ketakutan, seperti dalam kecelakaan lalu lintas di jalan yang terjadi baru-baru ini," tulis para ahli.
Baca Juga : Jangan Lagi Lakukan 6 Hal ini Jika Ingin Ponsel Kesayanganmu Awet!
Para peneliti percaya mutasi itu mungkin diturunkan dari ayah Jo Cameron, yang juga jarang meminta obat penghilang nyeri.
Hasil uji DNA tersebut yang kemudian diterbitkan dalam British Journal of Anesthesia yang mengungkapkan dua mutasi yang secara bersamaan menekan rasa sakit dan kecemasan dan di sisi lain meningkatkan rasa senang, penyembuhan luka, dan kehilangan ingatan.
Baca Juga : Krisdayanti Tampil Kembaran dengan Putrinya Pakai Busana Kaftan, Penampilan Amora Justru Banjir Pujian!
Arti Temuan Tersebut
Para peneliti mengatakan penemuan ini dapat membantu menyoroti peran genetika dalam manajemen nyeri - dan percaya mungkin ada lebih banyak orang yang memiliki mutasi yang sama.
"Orang-orang dengan kepekaan yang langka terhadap rasa sakit dapat berharga untuk penelitian medis seiring dengan kita mempelajari bagaimana mutasi genetik mereka berdampak pada bagaimana mereka mengalami rasa sakit," kata peneliti utama studi tersebut, James Cox.
"Kami berharap bahwa seiring waktu, temuan kami dapat berkontribusi pada penelitian klinis untuk rasa sakit dan kecemasan pasca operasi, dan kemungkinan nyeri kronis, PTSD dan penyembuhan luka, mungkin melibatkan teknik terapi gen," imbuhnya.
Lebih lanjut, Devjit Srivastava, penulis utama makalah ini, menegaskan bahwa implikasi temuan ini sangat besar.
"Temuan ini mengarah pada penemuan baru penghilang rasa sakit yang berpotensi menawarkan penghilang rasa sakit pasca operasi dan juga mempercepat penyembuhan luka," ujarnya.
Baca Juga : Nia Ramadhani Kenakan Tas Pinggang Mungil yang Curi Perhatian, Nggak Disangka Segini Harganya!
"Kami berharap ini dapat membantu 330 juta pasien yang menjalani operasi secara global setiap tahun," sambung Srivastava. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Gen Langka Bikin Perempuan Ini Tak Rasakan Sakit dan Sembuh Cepat"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |