(BACA: Key SHINee Terus Menangis Saat Iringi Pemakaman Jonghyun, Onew, Minho dan Taemin Terlihat Lemas!)
Dalam buku itu Lee menceritakan seorang pelajar SMA memutuskan mundur karena tidak kuat menghadapi tekanan dan kebencian member yang lebih senior.
Selain itu ada member yang akhirnya digantikan trainee lain. Impiannya menjadi bintang hancur karena ada tudingan dia terlibat asmara dengan seorang staf agensi.
"Jika kamu menjadi bintang dengan melakukan apa pun yang kamu mau, tidur sesukamu, dunia menjadi tidak adil," Lee mengutip perkataan seorang staf .
"Ketika kamu sudah menjadi bintang besar, perkataanmu akan didengar. Namun sekarang kami lebih tahu tentang bisnis ini, jadi jangan sombong," katanya lagi.
Dengan menjadi trainee untuk sebuah grup idola, remaja-remaja belia itu harus melewatkan kesempatan untuk berpacaran, menjalin persahabatan, atau menjalani hobi.
Hari-hari mereka diisi dengan berlatih koreografi atau olah vokal.
(BACA: Isak Tangis Mengiringi Pelepasan Jenazah Jonghyun Shinee)
"Singkatnya, sistem ini mengumpulkan sejumlah remaja berpotensi, lalu membentuk dan mengubah mereka menjadi bintang yang diingini publik," tulis Lee dalam bukunya.
"Sistem buatan para jenius ini pada dasarnya kejam. Kesuksesan dan kegagalan ditentukan hitungan detik. Investasi bernilai miliaran bisa menguap begitu saja atau menghasilkan keuntungan berlipat ganda, jadi sistemnya harus kejam," lanjut Lee.
Kerugian dari penyanyi "gagal" ditanggung para agensi, yang sebaliknya berusaha mengeruk keuntungan dari bintang-bintang yang sukses.
Kehidupan pribadi
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | www.kompas.com |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |