Metode hukuman ini kadang-kadang digunakan di dunia Barat, tapi lebih umum di Asia Selatan dan Tenggara, terutama di India.
Bentuk hukuman mati ini dikenal juga sebagai gunga rao dan telah digunakan sejak Abad Pertengahan hingga abad ke-19.
Cara paling umum dar metode ini adalah gajah digunakan untuk menghancurkan korbannya sampai mati dengan kekerasan.
Selain tentara musuh, warga sipil yang melakukan kejahatan tertentu - seperti pencurian, penggelapan pajak dan pemberontakan juga bisa dihukum dengan cara ini.
Gajah dianggap cerdas dan mudah dilatih dibandingkan dengan banyak binatang liar lainnya. Mereka bahkan bisa diajari untuk menyiksa penjahat, atau mengeksekusi mereka dengan lambat.
Sebagai contoh, seekor gajah bisa diperintahkan untuk mematahkan anggota badan penjahat sebelum menghancurkan tengkoraknya. Beberapa gajah juga dilatih untuk memotong penjahat berkeping-keping dengan "bilah runcing yang dipasang pada gadingnya".
Di bekas Kerajaan Siam (sekarang Thailand), gajah dilatih untuk melemparkan korbannya ke udara sebelum menghancurkan mereka sampai mati.
Di Kerajaan Cochinchina (Vietnam selatan), para penjahat diikat ke tiang dan seekor gajah akan menerjang mereka dan menghancurkan mereka sampai mati.
Baca Juga: Update Kasus Pembakaran Anjing di Menteng, Pelaku Ngaku Kesal Diserang Saat Pipis di Kandang Anjing
Alat terkenal ini juga dikenal sebagai Virgin/Perawan (referensi untuk Perawan Maria), dan Jungfer (Jerman untuk perawan tua).
Gadis besi adalah kotak berukuran manusia yang sarat dengan besi runcing di bagian dalam.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |