Kemudian daging dicampur dengan berbagai saus, sayuran dan rempah-rempah, dimasak dan disajikan kepada pelanggan.
"Dengan kehidupan yang kami jalani, Pagpag menjadi sangat membantu.
"Ketika kamu membeli tas seharga beberapa peso, kamu sudah bisa memberi makan satu keluarga utuh," kata seorang penduduk pemukiman kumuh.
Sebenarnya dahulu pagpag adalah pilihan terakhir bagi warga, yang hanya akan mereka konsumsi pada hari-hari terburuk ketika tidak mendapatkan cukup uang untuk membeli sedikit beras.
Namun, seiring terjadinya inflasi yang membuat warga semakin kesulitan membeli makanan, banyak keluarga mau tidak mau menjadikan pagpag sebagai makanan sehari-hari.
Meskipun daging daur ulang ini bisa dikatakan telah dimakan oleh orang lain sebelum dibuang.
Namun beberapa warga menganggap Pagpag aman untuk dikonsumsi karena telah melalu proses pencucian sebelum dimasak.
Bahkan ada yang menyebutnya lezat dan bergizi.
Namun, pihak pemerintah di Filipina tetap menganggapnya sebagai risiko kesehatan utama.
Kadang-kadang makanan yang dibuang telah disemprot desinfektan sebelum dibuang.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Artis Kontroversi, Anak Nikita Mirzani Berhasil Curi Perhatian
Hal itulah yang membuat patogen berbahaya seperti salmonella mudah menjangkiti makanan yang dibuang.
Apalagi mereka mendapatkannya dari tempat pembuangan akhir.
Salome Degollacion, seorang tetua di pemukiman tersebut mengatakan kepada CNN, bahwa telah banyak orang yang meninggal karena makan pagpag, namun sayangnya mereka tidak memiliki pilihan lain.
"Mereka didorong untuk melakukan hal itu, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan yang layak," kata Maria Theresa Sarmiento, manajer kesehatan dan gizi di Dana Komunitas Filipina.
Dengan tidak adanya solusi nyata yang terlihat, popularitas pagpag pun semakain naik, dan risiko keracunan makanan serta kondisi kesehatan lainnya akan mengancam jiwa.
Maka dari itu, ajarkan Si Kecil sejak dini untuk tidak menyia-nyiakan makanan.(*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Miris! Tak Mampu Beli Makanan Layak, Warga Miskin di Manila Terpaksa Konsumsi Daging Sisa dari Restoran
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |