Baca Juga: Temu Kangen Bareng Nia Ramadhani dan Sahabatnya, Luna Maya Pakai Blazer Simpel Senilai Jutaan Rupiah
"Ambulans tidak bisa lewat lagi. Sehingga jenazah diturunkan dan dibawa pakai motor yang menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam," Sarman menambahkan.
Warga setempat bukannya tak mengusahakan agar jenazah Jojok bisa dibawa secara layak menggunakan mobil.
Sarman menyebut memang ada seorang warga yang diketahui mempunyai mobil double gardan yang bisa dipakai untuk membawa jenazah ke rumah.
Namun, si pemilik mobil ternyata tak bersedia meminjamkannya lantaran takut terkena sial.
"Di sini ada yang punya mobil double gardan. Tapi masyarakat awam ini kan kalau mobil pribadi bawa mayat banyak enggak boleh. Nanti sial atau bagaimana enggak tahulah. Tapi kalau bawa orang sakit mereka mau, tapi bawa mayat mereka berat nampaknya," imbuhnya.
Tak ada pilihan lain, jenazah Jojok akhirnya terpaksa dibawa pakai motor dan diikat di atas keranjang.
"Ya dibawa pakai motor ditaruh di atas keranjang yang biasa digunakan untuk angkut sawit, karet dan belanja dari pasar," ungkap Sarman.
Sementara itu, sang camat mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut soal keseharian mendiang Jojok.
Ia hanya mengetahui warganya itu bekerja sebagai petani di Desa Alim II dan tinggal di sana bersama keluarganya.
Baca Juga: Bukan Tas Hermes Seperti Teman-Teman yang Lain, Nia Ramadhani Tak Malu Pakai Tas Mungil Paling Murah
(*)
Baca Juga: Lady Biker, Intip Nih Gaya Seru Buat Bukber Nanti
7 Bunga ini Cocok untuk Dekorasi Imlek 2025, Diyakini Bawa Keberuntungan Bagi yang Merayakan
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |