Cobain ajang Indonesian Idol, atau kontes nyanyi lainnya, buat mengasah keberanianmu berkompetisi juga bagaimana kemampuanmu dipandang orang lain (dalam hal ini, Juri). Pasti banyak pelajaran dari komentar-komentar mereka, karena mereka adalah orang-orang hebat. Gak harus selalu komentar bagus.
Komentar pedas ataupun kritik, juga bisa membangun.
Waktu itu saya dibilang lebih cocok jadi Penyanyi dalam sebuah Band, daripada Solois. Penyelenggaraan pertama, Indonesian Idol sepertinya mencari pemenang yang suaranya memang festival sekali. Yang menang Joy dan Delon.
(BACA: Tengah Berulangtahun, Intip Yuk Transformasi Kaesang Pangarep!)
DAN BENAR. Saya bersama Drive, band saya dulu, berhasil.
Walaupun sekarang saya sudah solo kembali, yang jelas prediksi Juri tepat. Sekarang kan cara saya berpakaian dan nyanyi juga sudah berbeda.
Balik lagi... Ikutilah ajang/kontes menyanyi. Kalau lolos/menang, cakep. Kalau kalah, bukan berarti jelek. Cari jalan lain.
Gak usah menggerutu dan bilang Kontestan lain lolos/menang karena rekayasa atau apapun. Sudah lah, jangan jadi orang yang alih-alih meningkatkan performa diri sendiri, malah nyalahin orang lain untuk ketidakberhasilannya.
Saya bukan motivator, yang memotivasi orang lain dengan kalimat-kalimat dan teori-teori bagus.
(BACA: Inilah 10 Selebritis Janda Cantik yang Sukses Taklukkan Brondong, Masih Pada Awet Nggak ya?)
Saya mau jadi Inspirator, yang menginspirasi orang melalui cerita yang sudah saya lalui.
Cerita kegagalan yang jadi pelajaran.
5 Shio Paling Rawan Tergoda Menyalahgunakan Kecerdasan Buatan, Semoga Kamu Gak Termasuk
Penulis | : | Deshinta Nindya A |
Editor | : | Deshinta Nindya A |