Sutopo Purwo Nugroho ketika menjalani pengobatan kanker paru-paru.
"Akhirnya lulus S1 dengan predikat cum laude, tercepat, termuda. Menjadi mahasiswa teladan dan juara Lomba Karya Inovatif Produktif Tingkat Nasional," tulis Sutopo.
Selanjutnya hal yang ia takutkan yaitu mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Sebanyak 32 surat lamaran kerja pun disebar Sutopo ke berbagai perusahaan.
"Lalu masuklah periode menakutkan kedua yaitu cari pekerjaan. Hampir tiap hari kirim lamaran. Total 32 surat lamaran via kantor pos. Dari 32 lamaran: - 2 dapat panggilan lalu test dan diterima, yaitu di BPPT dan PT Sumalindo Lestari Jaya. - 2 dapat panggilan tapi test gagal yaitu Dosen Universitas Esa Unggul dan PT Garuda Indonesia. - 3 dapat surat balasan isinya ditolak yaitu: 1. Dosen F. Geografi UGM Yogya 2. Dosen F. Geografi UMS Solo 3. Dosen Perikanan IPB Bogor"
Namun tak semudah itu Sutopo mendapatkan pekerjaan, ia pun sempat hanya diberi harapan oleh beberapa perusahaan.
"Selama mencari pekerjaan, tidak semua perusahaan atau instansi besar yang saya lamar. Tapi perusahaan kecil bahkan konsultan pun saya lamar. Selama mencari pekerjaan itu banyak yang hanya PHP, diajak kesana kemari tapi akhirnya tidak ada kejelasan, dijanjikan dan lainnya."
"Semua ini tercatat di block note 24 tahun yang lalu. Block note pemberiat teman di UI yang saya pakai buat catatan penting dan diary," tulisnya lagi.
Sutopo pun menghimbau untuk anak muda supaya tak langsung putus asa, sebab semuanya sudah diatur oleh Tuhan.
"Jadi bagi anak-anak muda, Jangan putus asa. Salah milih jurusan atau belum dapat pekerjaan meski sudah banyak kirim lamaran. Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Tuhan tidsk langsung mengabulkan doa kita seketika. Untuk itu sabar dan terus berikhtiar. Kita tidak tahu masa depan kita. Tapi kita harus terus belajar, tekun, semangat, sabar dan berdoa," pungkas Sutopo.