Meskipun berbeda keyakinan, Najwa masih ingat betul bagaimana ibu angkatnya berusaha menemaninya berpuasa selama Ramadan di Amerika.
“Saya ingat ketika bulan puasa, ibu saya setiap malam bangun menyiapkan sahur buat saya. Seminggu pertama ia bahkan mencoba untuk ikut berpuasa tetapi kemudian tetap minum.”
“Saya ingat betul sebagai anak usia 16 tahun yang sedang rindu setengah mati dengan orangtua karena lama tidak bertemu, tinggal di kota yang tidak ada penduduk muslimnya, terbiasa Ramadan dirayakan satu negara, dan saya betul-betul merasakan inilah toleransi yang sebenarnya,” papar Najwa Shihab.
Baca Juga: Ekspresi Nassar Saat Ditodong Sang Ayah untuk Segera Menikah
Suaranya mulai goyah ketika menceritakan perjuangannya menempuh perjalanan jauh demi melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di Amerika Serikat.
Hanya ditemani ibu angkatnya, Najwa Shihab menempuh berjam-jam perjalanan menuju masjid.
“Ibu angkat saya seorang Katolik, bangun setiap malam, menyiapkan sahur untuk saya, bekal untuk saya berbuka puasa, dan bahkan saat lebaran Lera mengantarkan saya naik mobil 3 jam hanya untuk ke masjid dan bisa ikut salat Idul Fitri di sana,” cerita Najwa Shihab.
Baca Juga: Ifan Seventeen Rindu Menu Masakan Lebaran Buatan Almarhumah Istri
Pengalamannya inipun menjadi pelajaran yang berharga bagi jurnalis usia 41 tahun ini.
“Jadi di usia 16 tahun itu sekali lagi saya jadi percaya bahwa toleransi itu tidak bisa diajarkan atau diucapkan.”
“Tapi harus dirasakan dan pengalaman menjadi minoritas itu rasanya menggembleng saya untuk terus bertenggang rasa,” pungkasnya mengakhiri cerita.
(*)
Riwayat Pendidikan Agnez Mo yang Disindir Ahmad Dhani Soal Royalti, Lulusan Hukum Kampus Elite
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Winda Lola Pramuditta |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |