Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Wanita selalu identik dengan high heels atau sepatu hak tinggi.
Ya, sebab hal tersebut sangat berguna bagi wanita yang mempunyai tubuh kurang tinggi.
Namun, tak hanya wanita yang mempunyai tubuh kurang tinggi saja yang mengenakan sepatu berhak tinggi, wanita bertubuh tinggi pun kerap memakai sepatu berhak tinggi.
Baca Juga: Setelah Hamil, Shandy Aulia Mengaku Lebih Disayang dan Dimanja Suami
Namun, tahukah kamu, rupanya pemakaian sepatu berhak tinggi atau bertumit tinggi alias high heels rupanya berbahaya.
Walau begitu, masih banyak profesi yang mewajibkan karyawatinya mengenakan sepatu jenis ini karena alasan penampilan.
Pekan lalu, para perempuan Jepang mengkampanyekan gerakan untuk melarang para pekerja dipaksa mematuhi aturan terkait alas kaki.
Baca Juga: Pakai Gaun Rancangan Tom Ford untuk Pemotretan Majalah, Lisa Blackpink Curi Perhatian sang Desainer
Kampanye #KuToo tersebut digaungkan sebagau respons terhadap para pemberi kerja di Jepang yang mewajibkan pekerja perempuannya menggunakan high heels.
Gerakan tersebut mendapatkan dukungan global.
Banyak orang yang kemudian memprotes busana kerja yang dianggap tidak adil tersebut yang membuat para perempuan mengorbankan kesehatannya.
Dampak pemakaian sepatu berhak tinggi ternyata bukan cuma dirasakan oleh kaki.
Pakar Osteopati teregistrasi Tim Allerdyce mengatakan bahwa tipe sepatu tersebut bisa merusak kaki.
Jika terlalu sering digunakan, bisa menimbulkan masalah mulai dari masalah jempol hingga tulang belakang.
"Masalah pertama adalah kemungkinan munculnya benjolan sakit pada bagian luar jempol kaki," kata Tim.
Benjolan tersebut memberi tekanan pada bagian depan kaki dan tulangnya yang dapat menyebabkan penyimpangan pada area jempol kaki.
Ini akan terlihat kurang bagus dan juga rasa sakit.
Tanpa Rasa Sakit Masalah otot betis kencang juga bisa dialami jika bagian tumit kita terangkat.
Kondisi tersebut bisa memperpendek otot betis.
Baca Juga: Resmi Dilamar Richard Kyle Dihadapan Keluarga dan Teman, Jessica Iskandar Meneteskan Air Mata
"Tumit yang terangkat mungkin membuat penampilan bisa terlihat seperti rajin olahraga otot, tetapi ini bisa memperpendek otot sehingga memiliki dampak biomekanik pada kaki untuk jangka panjang," katanya.
Penggunan sepatu hak tinggi secara rutin juga bisa memberi tekanan pada tulang tibia dan berpotensi memunculkan masalah seperti tibia terbelah atau sakit pada bagian tibia seperti yang lazim dialami pelari Osteoartritis juga bisa terjadi.
Osteoartitis sendiri merupakan kondisi dan penyebab umum dimana sendi pada kaki terasa kaku dan sakit.
Kapalan atau kulit menebal pada bagian depan dan bawah kaki juga menjadi risiko lainnya.
Tim menambahkan, meskipun kita tahu bahwa ada distribusi kekuatan melalui sendi pinggul ketika mengenakan sepatu hak tinggi, bukan berarti hal itu bisa menyebabkan masalah pinggul.
Baca Juga: Bukan Verrel Bramasta, Aurel Hermansyah Impikan Pacar Bule Untuk Perbaiki Keturunan
Bahkan ketika sepatu hak tinggi menyebabkan tekanan pada area tersebut.
Untuk menghindari masalah pada pinggul, Tim menyarankan untuk mengistirahatkan kaki secara berkala.
"Batasi penggunaan sepatu hak tinggi, terutama pada waktu perjalanan pergi atau pulang. Apalagi jika kamu diwajibkan menggunakannya ketika bekerja," kata Tim.
Dalam perjalanan (pergi dan pulang kerja) usahakan menggunakan sepatu tumit datar dan pakaian nyaman untuk membuat pinggul dan lutut tidak tegang.
Jika masih merasakan sakit, lakukan peregangan betis.
Ada pula beberapa terapi rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa sakit tersebut, seperti berdiri di ujung pijakan dan membiarkan bagian tumit jatuh ke pijakan berikutnya, membuat kaki bisa teregang.
Setelah itu, cobalah memijat bagian alas kaki, misalnya menggunakan bola golf atau rolling pin.
Pengobatan lainnya misalnya mandi air hangat dan bergerak, seperti menggambar lingkaran dan alfabet dengan kaki.
The Society of Chiropodists and Podiatrists juga menyatakan bahwa mengenakan sepatu hak tinggi dapat menyebabkan masalah kaki jangka panjang, seperti lecet, kapalan, sakit kaki, lutut dan punggung yang serius, hingga sendi yang rusak.
Ia menambahkan, memakai sepatu hak tinggi secara rutin memberi banyak tekanan pada sendi lutut dan juga dapat menyebabkan masalah punggung.
"Menggunakan sepatu hak tinggi seharusnya hanya menjadi pilihan, bukan kondisi wajib sebuah pekerjaan. Kode berpakaian harus didasarkan pada akal sehat, bukan kebijakan seksis yang ketinggalan zaman," katanya.
(*)
Nyesek, Anjing Bernama Pudding Setia Tunggu 9 Majikan yang Jadi Korban Tewas Pesawat Jeju Air, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com,Metro.co.uk |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |