Grid.ID - Handuk biasa digunakan untuk mengeringkan tubuh setelah mandi.
Namun, sudahkah kamu memperhatikan kebersihan handuk yang kamu gunakan?
Seringkali diabaikan, malas mencuci dan terbiasa menggunakan handuk kotor ternyata bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, lho!
Baca Juga: Liburan Hemat Biaya, ini 5 Destinasi Wisata Gratis yang Bisa Kamu Kunjungi di Singapura
Meski terlihat bersih, handuk mandi yang kita gunakan menyimpan banyak kotoran yang mengancam kesehatan.
Menurut Ahli Patologi Klinik Philip Tierno, banyak orang malas mencuci handuk mandi yang telah dipakainya.
Padahal, mencuci handuk sama dengan menyingkirkan bakteri yang bersarang di dalamnya.
Baca Juga: Salah Kaprah! Simak 6 Mitos Tentang Mencuci Muka yang Perlu Kamu Tahu untuk Jaga Kebersihan Wajah
Bakteri bisa bersarang dan berkembang biak dalam handuk yang digunakan untuk mengeringkan tubuh.
Menurut profesor mikrobiologi Chuck Gerba, bakteri tersebut terus menumpuk saat kita menggunakan handuk tersebut hari demi hari.
Gerba adalah profesor ahli mikrobiologi di University of Arizona pernah memimpin sebuah riset yang menemukan handuk bekas mengandung bakteri coliform 1.000 kali lebih banyak daripada handuk yang baru dibeli.
Baca Juga: 4 Tips Mudah Mengatasi Nyeri Haid dalam Lima Menit, Cukup Pakai Bahan Alami!
Pada dasarnya, bakteri menyukai lingkungan yang gelap dan lembap, sehingga mereka akan tumbuh subur di kamar mandi dengan pintu tertutup.
Mengeringkan tubuh dengan handuk kotor membuat kita berisiko terkena infeksi. "Ketika kamu menggunakan handuk dengan keras, Anda menggaruk kulit," kata Gerba.
Menurut Gerba, ini bisa membuat pori-pori kulit terbuka, dan lantas menjadi jalan masuk ke dalam tubuh bagi bakteri.
Ahli epidemologi Aaron Glatt mengatakan, sangat jarang penyakit muncul karena handuk mandi.
Baca Juga: Yuk Coba Diet Alpukat, Cara Ampuh Menurunkan Berat Badan Hingga 3 Kg dalam 3 Hari!
Kuman itulah yang membuat kita jatuh sakit, dan risiko untuk jatuh sakit semakin tinggi ketika kita berbagi handuk dengan orang lain.
Tierno juga menyarankan kita untuk sering mencuci handuk ketika rentan mengalami jerawat.
Saat menggosok kulit — terutama pustula yang terbuka — dengan handuk kotor, bakteri bisa menyerang kulit dan menimbulkan jerawat.
Meski handuk yang kita kenakan tidak pernah digunakan bersama orang lain, para ahli menyarankan kita untuk mencuci handuk setiap 2-3 hari sekali.
"Kamu mungkin tidak sakit setelah menggunakan handuk selama dua minggu, tetapi bukan itu intinya," kata Tierno.
Menurut Tierno, kasus ini serupa saat kita mengenakan pakaian dalam yang kotor setelah mandi dengan bersih.
Seiring waktu, kuman tersebut semakin menumpuk dan membuat kita jatuh sakit.
Selain mencucinya dengan bersih, Tierno juga menyarankan kita mengeringkan handuk untuk membunuh pertumbuhan bakteri.
Baca Juga: Tips OVO: Cara Isi Ulang Saldo Tanpa Ribet, Cocok Buat Kamu yang Mager, Gimana tuh?
Jangan simpan handuk dengan melipatnya, bentangkan handuk agar seluruh permukaan terkena udara.
Semakin banyak permukaan handuk terkena udara, maka handuk akan mengering sempurna.
"Jika kamu memiliki rak handuk dengan pemanas yang bisa mempercepat waktu pengeringan, Kamu mungkin hanya perlu mencuci setelah empat kali penggunaan," kata Tierno.
Meski kita memiliki banyak cucian, jangan malas untuk mencuci handuk.
Baca Juga: Berusia 4.000 Tahun, Kota Kuno yang Hilang Berhasil Ditemukan, Gerbang Menuju Kekaisaran Mesopotamia
Bakteri tidak akan mudah meninggalkan handuk, yang biasanya terbuat dari bahan katun tebal.
"Sangat sulit untuk membersihkan handuk-handuk itu," kata Gerba lagi.
Meski dicuci dengan air panas, Gerba tetap menyarankan kita agar tak melewatkan satu tahap pun dalam pencucian demi menghilangkan semua bakteri atau kotoran.
"Setelah dicuci, biarkan dalam pengering setidaknya 45 menit untuk menghilangkan kelembapan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Jorok, Malas Cuci Handuk Ancam Kesehatan "
Feby Marcelia Kepergok Netizen Jalan Sama Pria Baru padahal Baru Cerai, Revand Narya: Ini Bukti Allah Nggak Tidur
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |