"Bahkan di Bandung kita sudah limpahkan (kasus serupa) ke Pengadilan dan sudah final serta diputus oleh pengadilan dan lainnya sedang berproses," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengenakan sanksi sesuai undang-undang pada pengelola SPBU yang curang.
Baca Juga: Bukan Patung Dewa! di Kuil ini Kamu Akan Menemukan Motor Untuk di Sembah, Ada Cerita Unik Dibaliknya
"Sanksinya ada UU kemetrologian yaitu ancaman pidana kurungan satu tahun dan denda," tuturnya.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa pompa ukur yang digunakan sebenarnya sudah ada peraturan dari Menteri Perdagangan terkait ketentuan dan syarat teknisnya.
Di mana harus dicek ulang setiap setahun sekali dan kalaupun ada kerusakan tidak boleh lebih dari 0.5 persen.
Selain itu juga tidak boleh ada alat tambahan, karena jelas bertentangan dengan undang-undang.
"Contoh untuk fungsi alat tambahan ini yaitu ketika beli 20 liter, tapi adanya alat itu yang keluar hanya 16 maupun 18 liter, tergantung settingannya."
"Kalau digitalnya menunjukkan 20 liter, ini yang merugikan konsumen," pungkasnya.
Melansir dari motorplus-online.com (11/6/2019), Kholidun (38) seorang pemudik asal kota Sukabumi mengaku dicurangi saat membeli bahan bakar di SPBU wilayah Kabupaten Cirebon, Minggu (9/6/2019).
Kholidun menceritakan kejadian itu bermula saat mengisi bensin kendaraannya.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | GridHot.ID,Antaranews |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |