Perbandingannya, sebut dia, jika harga jual jagung biasa di tingkat petani sekitar Rp 2.000 per kilogram, maka jagung pelangi bisa mencapai Rp 9.000 per kilogram.
Baca Juga: Gali Bangunan Bersejarah, Para Arkeolog ini Justru Temukan Peti Mati dari Timah dari Abad Ke-2
“Harganya cukup tinggi, apalagi kalau dijual dalam bentuk bibit atau benih. Harganya Rp 500 per butir,” katanya.
Namun ia mengakui masih belum banyak yang mengenal jagung pelangi ini bahkan di Kabupaten Cianjur terbilang baru.
"Mungkin di Cianjur sendiri baru kami yang menanamnya. Tapi kami justru akan mencoba menciptakan pasar sendiri,” katanya.
Tak ada perlakukan khusus dalam pemeliharaannya.
Baca Juga: Dari Jengger Ayam Hingga Bunga Mawar, Beragam Model Potongan Sunat ini Viral!
Bahkan menanam jagung pelangi ini terbilang lebih mudah dibandingkan jagung biasa karena punya masa tanam yang pendek.
“Kalau jagung biasa masa panennya sekitar 120 hari atau 3 – 4 bulan. Kalau ini dua bulan sudah bisa panen. Saya sendiri sudah empat kali panen,” kata Luki.
Dari hasil panennya itu, saat ini ia sudah punya stok benih siap jual untuk luasan 10 hektar dengan 12 varian warna yang dihasilkannya itu.
“Tapi dijualnya baru lewat online dan memanfaatkan jejaring. Sudah ada beberapa yang pesan, di sekitaran Jawa Barat. Termasuk pemesan dari Pontianak dan Halmahera. Bahkan dari Jakarta ada yang sudah minta disuplai secara rutin,” ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Petani Ini Sukses Budidayakan Jagung Warna-warni"
5 Shio Paling Rajin Mendoakan Leluhur Pas Imlek 2025, Berharap Bisa Dapat Bekingan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |