Thomas juga menjelaskan bagaimana fenomena embun beku ini bisa terjadi.
"Embun es terjadi dengan mekanisme sebagai berikut. Pada siang hari pemanasan cahaya matahari membentuk uap di udara," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/06/2019).
"Saat malam hari, udara dingin menyebabkan uap air mengembun di dedaunan. Karena udara sangat dingin, sampai minus, embun membeku menjadi kristal es di dedaunan," sambungnya.
Baca Juga: Kisah Dokter Rogozov, Nekat Bedah Isi Perutnya Sendiri di Tengah Badai Salju
Beda dengan Salju
Meski sama-sama membentuk es, fenomena embun beku ini berbeda dengan salju di negara subtropis atau di pegunungan yang tinggi.
Thomas menjelaskan perbedaannya adalah dari materi yang membeku.
"Embun es adalah embun atau uap yang telah mencair lalu membeku menjadi es," tutur Thomas.
"Salju (di daerah musim dingin) adalah uap air yang terkumpul di awan yang matang turun sebagai titik-titik air yang membeku berupa salju yang lembut seperti kapas," tegasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Fenomena Embun Beku di Bromo-Semeru, Apa Bedanya dengan Salju?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |