"Gue sih nggak ada kepikiran buat bersaing sama sekali. Maksudnya ini kan satu production house, dan kita di sini memang berkreasi dengan karya Pram. Jadi menurut gue emang di saat itu momentum yang paling tepat ngeluarin dua film ini barengan. Karena menurut gue juga nggak ada momen lain," ungkap Adipati Dolken saat ditemui Grid.ID di kawasan Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019).
"Kalau dipisah malah orang justru notice-nya bakal berbeda. Kalau dibarengin ini bukan cuma karena film Perburuan dan Bumi Manusia, tapi ini film di hari pak Pramoedya Ananta Toer. Kadi lebih spesifik dan jadi spesial aja," lanjutnya.
Di samping itu, jadwal perilisan film ini juga berdekatan dengan hari ulang tahunnya dan hari kemerdekaan Indonesia.
Apalagi film-film tersebut mengandung unsur sejarah Indonesia, meski kisah tokoh di film tersebut merupakan fiktif.
Di mana situasi Indonesia pada novel ataupun film yang diceritakan merupakan fakta.
"Itu dekat ulang tahun gue juga. Emang kita ngomongin Indonesia, ngomongin kemanusiaan dan di momen itu paling pas, sejarah juga ada di sini. Walaupun fiksi, ceritanya tapi tetap aja ini kenyataan. Yang diomongan ini benar, sejarah juga, di tanggal ini juga sejarah juga mencatat," tutup Adipati Dolken.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Deshinta Nindya A |