Melansir laman Kompas.com, saat akan kembali ke Probolinggo pada 18 Juni 2019, Jirote ditawari untuk naik sebuah van yang mau mengantarkannya ke terminal dengan biaya Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu.
Jirote lebih memilih untuk mencari kendaraan umum, dan menemukan bus yang mau mengantarkannya menuju terminal hanya dengan tarif Rp 25 ribu.
Namun Jirote merasa supir bus yang ditumpanginya tidak menunjukkan itikad baik, dan mengemudikan busnya secara ugal-ugalan.
Jirote diturunkan di sebuah terminal kecil, dan mengharuskannya menaiki bus lain menuju Surabaya, dengan tarif Rp 25 ribu.
Baca Juga: Mengenal Yadya Kasada, Festival Tahunan Masyarakat Asli Gunung Bromo
Pihak Dinas Pariwisata Probolinggo tidak memberi jawaban sedikit pun atas kasus yang tengah viral di Bromo tersebut.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, bahkan belum mengetahui kejadian tersebut.
"Oh kapan, kapan itu? ungkap Arief Yahya, dilansir Grid.ID dari Kompas.com.
Berbeda dengan Arief Yahya, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementrian Pariwisata, Guntur Sakti justru sudah mengetahui kasus tersebut.
Guntur bahkan sudah menyatakan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan.
"Oh kami sudah pantau itu, sudah diselesaikan tingkat lokal," ungkap Guntur, melansir Kompas.com, Jum'at (5/7/2019).
Di akun Facebook pribadinya, Jirote telah menghapus unggahan kekecewaannya ketika berkunjung di bromo.
(*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Source | : | Kompas.com,Facebook,Tribunnews.com |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |