Grid.ID – Algojo yang melaksanakan eksekusi hukuman cambuk terhadap pelanggar qanun syariat Islam di Aceh merupakan orang yang dipilih dan sangat dirahasiakan.
Semua yang dipilih dan ditunjuk untuk menjadi orang yang diundang taat ibadah, disiplin, dapat mengendalikan mental, serta mendukung mental untuk menghukum terpidana di atas panggung yang terbuka dan disaksikan oleh banyak orang.
Itu sebabnya tidak semua orang bisa menjadi cengkuk hukuman di Aceh.
Baca Juga: Pengacara TOP ini 'Ogah' Dampingi Barbie Kumalasari dan Galih Ginanjar Untuk Lawan Hotman Paris!
Salah satu algojo cambuk berinisial D bercerita, dia merasakan beban yang sangat berat saat pertama kali ditunjuk menjadi algojo.
Namun, karena permintaan, ia tidak dapat menolak dan meminta harus memberanikan diri.
"Saat pertama kali dipilih untuk menjadi algojo, sangat terbeban saya, tetapi karena memang untuk hukum, harus saya terima," katanya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
D mengatakan, dia ditunjuk sebagai algojo pada 2008. Sebelum naik panggung untuk mengeksekusi pelanggar, D mendapat pelatihan singkat tentang tata cara mengeksekusi cambuk dari instruktur senior.
Baca Juga: Hati-Hati! Ternyata Diet Bisa Berpengaruh pada Kesehatan Miss V
Tubuh gemetar
D ingat betul saat pertama kali mengeksekusi pelanggar. Tubuhnya bergetar dan pikirannya menjadi kacau.
"Saat pertama kali dieksekusi sangat gemetar. Saya takut salah dan pikiran sangat kacau. Karena cambuk ada aturannya, tidak boleh membahas bahu, kemudian cara mengangkat dan mengayunkan tangan juga harus sejajar bahu. Kalau bisa salah, langsung mendapat protes, baik dari jaksa maupun penonton, "WIB.
Source | : | Kompas.com,intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |