Bahkan dia melakukannya sambil menahan rasa sakit.
Misalnya ketika dia harus menahan rasa nyeri pada tulangnya, namun dia tetap ingin semua orang mendapat informasi yang lengkap.
"Pertahanan yang terbaik adalah menyerang."
"Saat bencana terjadi krisis informasi. Semua orang ingin memperoleh data dan informasi yang komprehensif," tulis Sutopo Purwo Nugroho dalam cuitannya.
"Disitu pentingnya official statement agar masyarakat tenang. Meski menjelaskan ke media sambil menahan sakit nyeri di tulang," sambung dia.
Baca Juga: Sutopo Purwo Meninggal Usai Lawan Kanker Paru-paru, Benarkah Asap Rokok Jadi Penyebab Utama?
Atau saat dia harus melakukan konferensi pers setelah diinfus di rumah sakit.
“Selesai infus di rumah sakit langsung konferensi pers di depan 135 orang media asing dan nasional.”
“Rasanya sedang memberikan kuliah umum di depan mahasiswa dari berbagai media.”
“Selalu saya sisipkan pengetahuan baru tentang kebencanaan, gempa, geoscience, tsunami dll,” tulis Sutopo pada 1 Oktober 2018.
Menurut Sutopo, meski menderita kanker paru, dia menyatakan tetap akan bekerja seperti biasa, memberikan informasi kebencanaan.
"Diniatkan ibadah. Saya akan bekerja seperti biasa, melayani wartawan yang akan wawancara," katanya.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |