“Di warung kopi, seseorang bisa jadi anggota LSM, kalau di rumah kan tidak,” kata Bang Fithro bersemangat.
Tetapi yang pasti, obrolan-obrolan di warung kopi akan mengakrabkan hubungan masyarakatnya.
Warung kopi juga menjadi wadah orang-orang yang memiliki ketertarikan atau profesi yang sama.
“Saya biasanya tidak di warung ini. Yang di sini isinya kelompok orang politik. Saya biasa kumpulnya sama makelar tanah,” kata Suroso, warga Belitung yang berasal dari Madiun.
Ia yang sudah lama menetap di bumi timah ini mengaku senang tinggal di pulau kecil ini.
“Orang Belitung baik-baik, semua saling kenal,” katanya sambil tertawa. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Terkenal Sebagai Kota 1001 Kopi, Ternyata Ini Istimewanya Warung Kopi di Belitung”
Jadi Anak Sultan, Rafathar Belajar Masak Telor Ceplok Bareng Mbak Lala, Aksinya Banjir Pujian!
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |