Benny lebih menganjurkan pemakaian tampon, menstrual cup, sea sponge tampons, atau periode panties ketika berenang.
Namun, tampon tetap harus sering diganti jika dirasa darah menstruasi yang keluar sudah penuh.
Pasalnya jika tidak, darah menstruasi bisa berceceran di kolam renang.
“Darah yang bocor ke air jadi sumber pertumbuhan bakteri. Kolam renang menjadi tercemar,” ujarnya.
Akibatnya, bakteri menyebar. Selain membuat risih, itu berbahaya bagi pengunjung dan perempuan.
Tetapi masih ada juga wanita yang ngotot enggan memakai tampon atau pembalut.
Baca Juga: Digerebek di Kamar Hotel Bersama Ridho Ilahi, Chagii Amelia: Saya Khilaf
Ini lantaran mereka merasa darah menstruasi tidak akan keluar saat di dalam kolam renang.
Benny menambahkan, saat berenang kadangkala darah menstruasi memang terkesan berhenti mengalir.
Sebab, ada tekanan yang timbul di dalam air selama berenang.
Tekanan ini membuat darah menstruasi jadi lebih lambat keluar atau terkesan tidak merembes.
Meski diperbolehkan berenang saat menstruasi, tapi Benny juga menyebut ada waktu terbaik untuk berenang.
Menurutnya, hari-hari terakhir menstruasi merupakan saat yang tepat bagi perempuan yang datang bulan untuk berenang.
Saat itu, menstruasi hanya menyisakan bercak-bercak darah sehingga perempuan tidak perlu takut darahnya tembus ke air dan menjadi sarana penularan bakteri, kata Benny.
(*)
Liburan ke Jepang Bareng Atta Halilintar dan Aurel, Ashanty dan Anang Alami Insiden Ini di Bandara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |