Di Swiss, produktivitas SDM dipacu dengan gaji.
Semakin tinggi gajinya, kelak pensiun yang didapatkan pun akan tinggi.
Semua warga (tak peduli PNS, karyawan swasta, maupun petani) semua akan menerima tunjangan sosial-kesejahteraan di hari tua.
Besar tunjangan bernama AHV yang diambil dari pajak itu sekitar CHF2.500 per bulan.
Bagi yang memiliki gaji, dana pensiun dari pemerintah pasti di atas AHV.
Baca Juga: Kompak Pakai Busana Serba Hijau, Begini Tampilan Mayangsari yang Curi Perhatian Saat Acara Arisan
Dengan uang tersebut, minimum seseorang bisa bertahan hidup walau pas-pasan.
Tetapi, negara via pemerintah daerah akan memberikan tunjangan lain (sesuai kemampuan pemerintah daerah), hingga seseorang tetap bisa hidup layak pada akhirnya.
Jangan lupa, di Swiss kita bersekolah sejak SD sampai S1, S2, S3 sekalipun semua gratis.
Kita ingin meraih tiga kali doktor pun, tidak akan keluar biaya sepeser pun.
Baca Juga: Kenakan Busana Desainer Langganan Jennifer Lopez, Cinta Laura Malah Tutup Kolom Komentar, Kenapa?
Jadi sebenarnya orang Swiss tidak kaya raya, melainkan hidupnya sejahtera.
Sebab, setiap individu, swasta dan negara bekerja bahu-membahu menegakkan kesejahteraan.
Mereka tidak hidup dalam kemewahan ala selebritas kaya raya.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Gaya Makeup Andalan Barbie Kumalasari Hingga Disebut Mirip Boneka
(Arya Hadi Dharmawan/Intisari Online) (*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul Gaji Rp84 juta/Bulan Tapi Tidak Bisa Kaya, Itulah Fakta Rakyat Swiss
Hanni NewJeans Dilaporkan Jadi WNA Ilegal di Korea Selatan, Kantor Imigrasi Seoul Buka Suara
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |