Widjo juga mengungkap gelombang tsunami akan tiba dalam waktu 30 menit usai terjadi gempa besar.
“Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain,” katanya.
Sebelumnya tercatat bahwa pernah tercatat gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pada 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7 SR, dan di Yogyakarta tahun 2006 yang mengakibatkan tsunami di Pangandaran.
“Untuk gempa 1994, tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY. Tetapi pada 2006 ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo,” katanya.
Meski demikian, berdasarkan penelitian, pernah terjadi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dengan magnitudo 9.
“Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar,” pungkasnya.
Baca Juga: Usai Gempa 7 SR, Warga Ternate Mengungsi karena Berpotensi Tsunami
Sementara itu, dari pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) DIY akan menyampaikan peringatan dini dalam empat tahap.
Informasi awal disampaikan hanya berisi parameter gempa, lalu dilanjutkan peringatan dini kedua yang sudah dilengkapi dengan estimasi waktu tiba tsunami sesuai permodelan yang dilakukan.
Peringatan dini kedua akan disampaikan 10 menit usai gempa besar yang mengguncang.
“Biasanya, peringatan dini kedua kami sampaikan dalam waktu kurang dari 10 menit usai gempa atau tergantung ‘update’ sinyal yang masuk ke sistem,” terang Nugroho Budi Wibowo, Supervisor Pusat Gempa Regional VII BMKG DIY.
Source | : | Kompas.com,antaranews.com |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |