Polres Buton melakukan bedah rumah Nenek Julaeha bersama para komunitas sosial dari Kabupaten Buton.
“Nenek sangat berterima kasih. Ini sudah banyak, apalagi nenek hanya tinggal sendiri,” ujar Nenek Julaeha.
Selingkuhan Menyerang Pasangan Suami Istri, Sang Suami Tewas Tertusuk Samurai, Begini Kronologinya
Di tempat yang sama, Kapolres Buton AKBP Andi Herman mengatakan, Polres Buton bersama komunitas sosial dan masyarakat membedah rumah nenek Julaeha secara bersama-sama.
“Kegiatan ini sudah berlangsung sekitar satu minggu, dan hari ini kita serah terima kepada Nenek Julaeha,” ucap Andi Herman.
Ia menambahkan, pembangunan rumah tersebut merupakan hasil sumbangan dari masyarakat dan berbagai komunitas sosial serta Polres Buton.
“Bahkan tukangnya yang mengerjakan rumah Nenek Julaeha ini juga tidak mau dibayar. Mereka ikhlas untuk mendirikan rumah ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Nenek Julaeha hidup sebatang kara.
Demi bertahan hidup, ia harus menahan lapar bahkan sampai memakan dedaunan.
Nenek Julaeha berasal dari Desa Sumber Suko, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Ia ikut tetangganya ke Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ketika tetangga mengikuti program transmigrasi pada tahun 1992.
Seiring dengan waktu, tetangganya kembali ke daerah asalnya dan meninggal.
Lalu Nenek Julaeha menjadi seorang diri di Kabupaten Buton.
Untuk bertahan, ia berusaha mencari pekerjaan serabutan.
Kini, umurnya sudah semakin tua, dan badannya sudah mulai sakit-sakitan, sehingga ia hanya pasrah dan terbaring di dalam gubuk miliknya yang sudah reyot di Desa Siotapina, Kecamatan Ambuau, Kabupaten Buton. (*)
(Artikel ini tayang di kompas.com dengan judul: Nenek Miskin yang Pernah Makan Daun Kini Bisa Tersenyum Bahagia...)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |