Grid.ID – Jika biasanya gempa bumi dianggap sebagai bencana alam yang membawa kehancuran, namun nyatanya tidak demikian menurut kepercayaan orang Bali.
Tergantung waktu saat terjadinya peristiwa tersebut, gempa dapat bermakna membawa kebaikan.
Budayawan sekaligus penggiat lontar Bali Sugi Lanus mengatakan, gempa yang mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) justru pertanda baik karena terjadi pada Sasih Kasa sesuai penanggalan sistem sasih, bulan berdasar purnama dan tilem.
Baca Juga: Kisah Khamim Setiawan Berjalan Kaki Untuk Tunaikan Haji, ini Persiapannya Menuju Tanah Suci!
"Kalau menurut lontar-lontar, itu gempa barusan di Bali malah pertanda baik, bukan azab."
"Tapi pertanda turunnya kemakmuran. Negara menuju kesejahteraan, kepemimpinan teguh dan siap menjaga rakyat," ujar Sugi Lanus kepada Kompas.com.
Hal ini, menurut Sugi Lanus, tertulis dalam Lontar Aji Palindon atau disebut juga Palelindon.
Ada juga rangkuman ciri bencana, yakni Lontar Roga Sangara Bumi.
"Ada juga lewat pertemuan pancawara, saptawara dan juga menurut wuku."
"Sasih Kasa sendiri jatuh pada bulan Juli. Gempa sendiri terjadi saat purnama yang merupakan puncak dari Sasih Kasa," kata Sugi.
"Kalau ada gempa sebagai tanda-tanda buruk lainnya perlu ritual Guru Piduka (minta maaf pada semesta), "Prayascita" (penyucian atau ruwat bumi)."
"Kalau terjadi korban 'Labuh Gentuh' (penyucian kembali alam menuju titik awal-normal)," lanjut dia.
Walau demikian, Sugi Lanus mengimbau warga tetap waspada walau lontar menerangkan gempa yang terjadi menunjukkan pertanda baik.
Menurutnya, pada zaman dulu, orang rumah orang Bali berbahan kayu, sehingga tahan gempa.
"Dulu rumah masih berbahan kayu sehingga saat terjadi gempa masih bisa perpikir pertanda baik atau buruk.
Berbeda dengan sekarang rumah terbuat dari trmbok beton jadi harus tetap waspada," imbau Sugi Lanus.
Adapun rincian makna gempa menurut kepercayaan orang Bali sesuai waktu terjadinya peristiwa:
Baca Juga: 5 Rahasia Ritual Ratu Paling Cantik di Eropa, Salah Satunya Maskeran dengan Selusin Telur
SASIH KASA (Juli):
Pada sasih ini Bhatari Sri mayoga. Dunia tentram, banyak orang berpindah tempat, banyak orang senang, ternak tak kurang makanan.
SASIH KETIGA (September):
Bhatara Wisnu mayoga. Bayak hujan, tanaman subur, orang desa banyak bertengkar, banyak bahaya.
SASIH KAPAT (Oktober):
Bhatara Brahma mayoga. Jarang hujan, dunia tak aman, orang desa bertengkar, menfitnah dan kecurigaan, pala gantung rusak, dan panas terik.
Baca Juga: 6 Selebriti yang Meninggal Muda dengan Cara Tragis Padahal Sedang di Puncak Karir!
SASIH KALIMA (November):
Hyang Iswara mayoga. Pikiran orang bimbang, banyak orang sakit, banyak orang berbuat tidak baik, tidak tentram hatinya.
SASIH KANEM (Desember):
Bhatari Durga mayoga. Ramalannya banyak orang akan merasa susah, jatuh sakit dan tak tertolongkan, hasil bumi rusak, didesa banyak pencuri, banyak berpindah tempat.
SASIH KAPITU (Januar):
Bhatara Guru mayoga. Dunia tak aman, orang bingung, menimbulkan keributan, banyak penyakit, krisis pangan.
SASIH KAULU (Februari):
Bhatara Parameswara mayoga. Rakyat berduka cita, negeri tidak aman, orang desa banyak bertengkar, banyak pindah tempat.
Baca Juga: Tidak Setenar Sunan Kalijaga, Ternyata Ayah Taqy Malik Bukan Orang Biasa!
SASIH KASANGA (Maret):
Bhatari Uma mayoga. Banyak orang desa bertengkar, kesusahan, pemerintah ditentang.
SASIH KADASA (April):
Bhatara Sangkara meyoga. Buah-buahan banyak, dunia tidak aman, banyak orang dikutuk orang tuanya, orang-orang besar bertentangan, orang banyak lupa dengan orang tuanya, banyak orang mati, banyak pengungsi.
SASIH DESTA (Mei):
Bhatara Shambu mayoga. Dunia rusak, dagang-dagang susah, ada sesuatu meletus, orang berduka cita, banyak hujan.
SASIH SADDHA (Juni):
Bhatara Anantaboga mayoga. Dunia ribut, tanaman tidak berhasil, jual-beli sepi, banyak penyakit, orang berduka cita. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terjadi pada Sasih Kasa, Gempa Dianggap Pertanda Baik bagi Orang Bali"
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |