Tak hanya itu, Sarah juga diberitahu jika perawatan kanker yang dijalaninya dapat mempengaruhi kesuburannya.
Yang mengejutkan, sekitar Juli 2017 lalu, dokter Sarah memberitahu bahwa ia mendapat salah diagnosis dan ternyata tidak mengidap kanker.
Menurut pengacara Sarah, kesalahan diagnosis itu terjadi karena sampel biopsi yang salah.
Untungnya, pihak rumah sakit segera meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka.
Pihak rumah sakit juga bersedia mengambil tanggung jawab sepenuhnya.
"Kesalahan diagnosis semacam ini sangat jarang terjadi dan kami memahami betapa dahsyatnya hal ini bagi Sarah dan keluarganya," ujar perwakilan rumah sakit, seperti dikutip Grid.ID pada Minggu (21/7/2019).
Pihak rumah sakit mengatakan bahwa semua diagnosis kanker saat ini diperiksa oleh ahli patologi kedua sebelum menarik kesimpulan diagnosis.
Setelah alami salah diagnosis, Sarah kembali dikarunia anak kedua berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Louis pada Desember 2018 lalu.
Meski dinyatakan tidak menderita kanker, Sarah tetap merasa cemas dengan kondisi kesehatannya di masa depan.
Pasalnya, seperti diketahui ia telah menjalani perawatan dan operasi untuk penyakit yang tidak pernah dideritanya.
Sarah khawatir jika tubuhnya mengalami komplikasi akibat kemoterapi, obat-obatan yang ia konsumsi hingga implan yang ia dapatkan selama waktu itu.
Saat ini, Sarah dan pengacaranya mengajukan tuntutan hukum terhadap Rumah Sakit Universitas North Midlands NHS Trust. (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Nesiana Yuko Argina |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |