Grid.ID - Kita harus 'melek' dengan berbagai kemungkinan penyakit yang menyerang ditubuh, salah satunya terdapat benjolan.
Sebab jika diketahui terdapat benjolan ditubuh kita sejak awal, mengenali jenis dan gejalanya, penanganan pun bisa dilakukan dengan tepat.
Benjolan yang terdapat ditubuh ada yang berbahaya, namun ada pula yang tidak.
Baca Juga: Berhasil Kembalikan Akun Instagramnya Setelah di Hack, Inul Daratista: Hallo Hacker!
Salah satu benjolan yang cukup menimbulkan kecemasan dan mengundang tanya adalah pembengkakan kelenjar getah bening.
Apakah pembengkakan merupakan hal normal atau justru penyakit berbahaya seperti gejala kanker?
Supaya tak semakin cemas, perlu diketahui penyebab pembesaran kelenjar getah bening dari medis.
Baca Juga: Nunung Ngaku Sudah Pakai Sabu Sejak 20 Tahun Lalu
Kelenjar getah bening merupakan salah satu organ vital yang menjadi bagian dari sistem pertahanan atau kekebalan tubuh.
Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening.
Hanya di beberapa tempat kelenjar bisa dikenali dengan mudah dan bisa diraba, yakni di leher, ketiak, lipatan paha, panggul, dan perut.
Fungsi kelenjar getah bening adalah sebagai tempat penyaringan antigen atau protein asing dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.
Ibaratnya, kelenjar ini adalah pos penjagaan yang akan menjaring dan mendeportasi pendatang yang mengancam kesehatan tubuh.
Nah, kita bisa mendeteksi adanya gangguan kesehatan saat kelenjar getah bening membengkak.
Orang awam biasanya langsung khawatir dan menyangka pembengkakan sebagai kanker.
Namun Asrul Harsal, Dokter Ahli Penyakit Dalam Rumah Sakit Dharmais Jakarta, mengatakan pembengkakan kelenjar getah bening bisa disebabkan infeksi akut karena di bagian tubuh lain ada yang sakit.
"Padahal tidak semua pembengkakan berarti kanker, tapi bisa jadi karena penyebab lain,"
katanya.
Misal, sakit gigi dan radang telinga, atau infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas.
Baca Juga: Insiden Rumah Rubuh Menewaskan Seorang Ibu Hamil dan 3 Orang Petugas
Ada juga penyebab lain, yakni infeksi kronis yang umumnya terjadi karena beberapa penyakit seperti tuberkulosis (TBC), infeksi paru-paru, dan penyakit seksual.
Sekadar informasi, infeksi akut biasanya dikaitkan dengan penyakit yang datang tiba-tiba dengan jangka waktu pendek.
Sedangkan infeksi kronis terjadi dari gangguan penyakit yang telah berlangsung lama.
"Infeksi menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di tempat kelenjar getah bening berada, demam, dan nyeri," kata Asrul.
Pembengkakan kelenjar akibat jenis ini akan kempes seiring membaiknya, bagian tubuh yang terkena infeksi.
Baca Juga: Mitosnya Pertanda Baik, Arti Mimpi Terbang Justru Disebut Pakar Punya Makna yang Jelek
Tapi bengkak kalau lebih dari satu sentimeter, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Karena kanker Pembengkakan kelenjar juga bisa terjadi karena kanker akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih), yang menjadi ganas dan tumbuh di berbagai organ termasuk kelenjar getah bening.
Kalau kelenjar ini terserang kanker, disebut limfoma.
Cuma, menurut Suhanto Kasmali, Dokter Umum Rumah Sakit Mediros, Jakarta Timur, pendeteksian kanker atau bukan tidak bisa dilakukan kasat mata.
Penentuan kanker harus melalui tahapan pemeriksaan, mulai pengambilan gambar (rontgen) hingga pengambilan sampel kelenjar getah bening atau biopsi.
Baca Juga: Goo Hye Sun Blak-blakan Bicarakan Kehidupan Rumah Tangganya dengan Ahn Jae Hyun
Erin Destrini, dokter dari Klinik Jakarta Medical Center (JMC) menambahkan, ada dua macam kanker sistem limfatik, yakni hodgkin dan limfoma non-hodgkin.
"Sel hodgkin lebih berbahaya karena menyebar melalui sel darah," jelas Erin.
Gejala-gejala untuk mengenali pembengkakan kelenjar getah bening sebagai kanker antara lain, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, demam, hidung sering tersumbat, telinga berdengung, dan menurunnya nafsu makan berkepanjangan.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |