Saat akan tidur keluarga ini harus berbagi tempat tidur.
Ruangan depan dipakai untuk dua orang dan ruangan belakang dipakai dua orang.
(Memilki Fungsi Melindungi Mata, Inilah 4 Cara Memilih Kacamata Untuk Berolahraga )
Alas yang dipakai adalah kasur usang.
Untuk keperluan sehari-hari, Supadi bekerja sebagai buruh harian dengan gaji Rp 40.000.
“Beras raskin biasanya dapat jatah 7 kg. Tapi datangnya kadang sebulan sekali, kadang juga dua bulan sekali,” ungkapnya.
Meski hidup dalam kemiskinan, Supadi tidak terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain itu keluarga ini juga tidak punya kartua BPJS Kesehatan.
Satu-satunya yang mempunyai kartu BPJS Kesehatan hanya Yudi, karena sering sakit epilepsi.
“Biasanya kalau kambuh tubuhnya panas, kejang-kejang begitu. Kartu itu yang biasa dipakai untuk berobat,” tambah Supadi.
Supadi hanya berharap, dirinya tetap sehat dan kuat untuk menjadi tulang keluarga.
Sebab jika dirinya sakit maka tidak ada yang bekerja.
Jika dirinya tidak bekerja, maka tidak ada uang untuk makan. (*)
Berita ini juga tayang di Tribunnews dengan judul Bikin Mbrebes Mili, Supadi Sekeluarga Numpang di Rumah Sempit, Hidup Tanpa Listrik di Tulungagung.
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |