Dia tampaknya telah hidup selama hampir satu bulan penuh dengan penyiksaan.
Sifat penyiksaan brutal dan akhirnya kematiannya di tangan seorang penyerang tak dikenal, yang diduga psikopat memicu kemarahan di seluruh negeri, terutama Malaysia.
Blog-blog media dan Internet di Malaysia telah dipenuhi dengan kemarahan dan ketidakpercayaan sebagai reaksi atas kasus tersebut.
Pembunuhan itu secara luas dianggap sebagai 'kejahatan paling mengerikan' di negara Malaysia selama bertahun-tahun.
Kasus ini menyebabkan pernyataan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi tentang kemungkinan mempublikasikan daftar pelaku kejahatan anak-anak terpidana.
Inspektur jenderal kepolisian Musa Hassan awalnya menyarankan bahwa ia akan menyelidiki apakah orangtua Nurin lalai, suatu pelanggaran yang dapat menyebabkan tuduhan berdasarkan Pasal 33 dariChild Act 2001.
Baca Juga: 14 Tahun Tak Pernah Potong Rambut Karena Takut, Begini Penampilannya Sekarang Usai Cukur
Usulan itu memicu kecaman publik, yang paling menonjol dari Lee Lam Thye, ketua Yayasan Pencegahan Kejahatan Malaysia, yang menjawab bahwa menghukum orang tua lebih jauh tidak adil.
Pada tanggal 28 September, agen federal menyerbu sebuah toko di Bagian 7, Shah Alam , di mana mereka menangkap empat pria dan seorang wanita antara usia 27 dan 35 sehubungan dengan pembunuhan itu.
Wanita itu dibebaskan setelah ditanyai, sementara yang lain diserahkan ke tahanan polisi selama tujuh hari.
Namun, mereka dibebaskan tanpa syarat tiga hari kemudian karena kurangnya bukti.
Polisi kemudian melanjutkan untuk memberikan penghargaan sebesar 10.000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 35 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pembunuh Nurin.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |