Peristiwa ini membuat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat buka suara setelah berita tersebut menyebar dan menjadi viral.
Pihak CDC mengatakan bahwa cerita tersebut adalah hoaks, karena tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Anda tidak akan terinfeksi HIV karena mengonsumsi makanan yang sama dengan penderitanya.
"Jika makanan tersebut terkontaminasi oleh virus HIV, maka akan hancur oleh suhu dan pemanasan," kata CDC dikutip dari Washingtonpost, Selasa (30/7/2019).
Baca Juga: Gelar Fansign di Tiongkok, Chanyeol dan Sehun EXO Dijaga 500 Pengawal
Lebih lanjut, pihak CDC juga menjelaskan bahwa virus HIV tidak bisa terdeteksi hanya dalam waktu singkat.
Sementara bocah tersebut langsung dinyatakan terkena HIV tujuh hari setelah memakan pisang.
Padahal setidaknya virus baru akan terdeteksi setelah empat minggu menginfeksi tubuh seseorang.
Selain itu, penting untuk diketahui bahwa virus HIV tidak dapat menulari seseorang melalui makanan.
Virus ini hanya akan menular melalui media seperti jarum suntik yang digunakan oleh penderitanya, pertukaran cairan tubuh (cairan darah, cairan dinding anus, cairan sperma, dan cairan vagina), ibu hamil, air susu ibu, dan transfusi darah.
Baca Juga: Pacaran Sama Mantannya Sahabat? Alasan Ini Bakal Bikin Kamu Mikir Dua Kali
Seseorang tidak dapat terinfeksi HIV hanya melalui kontak sehari-hari misalnya berpelukan, berciuman, berjabat tangan atau berbagi makanan dan air minum.
Oleh sebab itu, informasi tentang pisang yang mengandung darah penderita HIV adalah informasi tidak benar dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Penting untuk menyaring lebih dulu segala informasi yang didapat melalui media sosial dan mencari data yang kredibel serta akurat.(*)
Paula Verhoeven Datang ke Acara Diskusi di Tengah Perceraian dengan Baim Wong, Raffi Ahmad Beri Doa
Source | : | Washington Post |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |