Mamros adalah sekretaris dewan di sekolah itu.
Sedangkan suaminya bekerja sebagai guru pengganti dan pelatih sepak bola.
(BACA: Namanya Masuk Dalam Daftar Klien Sunan Kalijaga, Begini Tanggapan Jane Shalimar)
Mamros meninggalkan sebuah surat wasiat yang berisi bahwa ia ingin uang asuransi jiwanya digunakan untuk membayar tagihan makan siang anak-anak yang belum dibayar.
Awalnya gagasan untuk menyumbangkan uang ini berasal dari usulan cucunya, Ali Mamros yang saat itu berusia 15 tahun.
Uang itu digunakan untuk membantu anak-anak miskin dan sisanya digunakan untuk membayar tagihan uang makan siang anak-anak yang belum terbayar.
(BACA: Manisnya Flower Choco Mousse Cake Bikin Santai Makin Asik)
Menurut Ali Mamros, ia mengungkapkan bahwa Mamros neneknya selalu memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
Termasuk anak-anak yang belajar di sekolah itu. (*)
Penulis | : | Jeanne Pita |
Editor | : | Jeanne Pita |