Grid.ID - Belakangan ini, seorang taruna Akmil Magelang bernama Enzo Zenz Allie mendadak viral di media sosial.
Enzo Allie mampu mencuri perhatian publik karena menjadi taruna Akmil Magelang berdarah Indonesia-Perancis.
Namun tak cuma darah blasterannya saja yang membuat siswa taruna Akmil Magelang Enzo Allie menjadi terkenal.
Selain karena kemampuan jasmaninya, pemuda yatim yang kini hanya tinggal bersama ibunya ini juga sangat piawai berbahasa asing.
Tak tanggung-tanggung, Enzo Allie disebut menguasai empat bahasa asing, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Itali, dan Bahasa Arab.
Aksinya berbahasa asing pun langsung dites oleh Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, yang kemudian berhasil diabadikan oleh akun Instagram @infokomando.
Menjadi viral karena kemampuannya, tentu membuat Enzo Allie menuai banyak pujian.
Namun, ada pula hembusan kabar tak enak yang menyerang Enzo Allie.
Mengutip dari Gridhot.ID, sebuah akun Twitter @Dwiyana_DKM mengunggah informasi jika Enzo Allie diduga terpapar radikalisme.
"Msh ingat Enzo Allie, remaja blasteran Indonesia-Prancis yg viral krn lolos jd anggota TNI?"
"Bersama ibunya HBA,anak ini terindikasi sbg simpatisan HTI mdukung khilafah & anti pemerintah."
"Bagaimana ini Pak @TjahjantoHadi @jokowi jgn sampai TNI memelihara anak Ular?" tulis akun tersebut.
Kabar tak enak ini pun sampai membuat Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto ikut bersuara.
Mengutip Kompas.com, Wawan meminta agar TNI bisa melakukan verifikasi lebih detail terkati dengan latar belakang taruna Akmil Magelang, Enzo Allie.
"Mental ideologi (MI) tidak boleh ada yang berbeda dengan Pancasila. TNI perlu lakukan verifikasi lebih detail. Kata kuncinya dia (Enzo) harus steril dari ideologi yang berbeda," ujar Wawan.
Menurut Wawan, ideologi adalah salah satu dasar penting untuk menjadi seorang tentara.
Apalagi, sudah ada contoh kasus adanya aparat penegak hukum yang berpotensi terpapar paham-paham radikalisme.
"Faktanya, ada lho aparat yang berbelok. Seperti di Jantho, Aceh, ada aparat yang memiliki paham radikalisme, kemudian langsung dipecat.
"Di Poso juga ada, hal itu menunjukkan bahwa begitu bahayanya jika perekrutan tidak steril," imbuhnya.
Oleh karena itu, juru bicara Kepala BIN ini menyarankan agar TNI bisa lebih ketat dalam merekrut calon tarunanya.
"Kalau tidak steril itu berbahaya, kebijakan bisa mengarah ke kiri atau ke kanan yang tidak mengarah pada NKRI. Verifikasi perlu dilakukan, check and re-check," ujar Wawan.
Baca Juga: Rayakan Idul Adha, Lihat Cantiknya Luna Maya dengan Mukena Pink yang Jadi Sorotan
Meski begitu, Wawan tetap beranggapan jika semua pihak harus menilai tudingan dugaan radikal terhadap Enzo Allie secara lebih obyektif.
"Karena kita juga tidak ingin terjebak di dalam sebuah asumsi saja, apalagi fitnah".
"Jadi, semuanya ini harus objektif dan harus juga mendekati (menggali) dari semua pihak," jelasnya.
Pihak TNI sendiri menyatakan akan mendalami kasus tudingan dugaan radikal yang menyerang salah satu tarunanya, yakni Enzo Allie.
Dikutip dari Kompas.com. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa akan memeriksa Enzo Allie dan para taruna lainnya dengan metode lebih ilmiah.
Hal ini dilakukan guna mengecek apakah Enzo Allie dan para taruna lainnya layak masuk TNI atau tidak.
"Jadi kami Angkatan Darat akan melakukan satu pemeriksaan yang lebih saintifik, lebih ilmiah menggunakan parameter yang sudah teruji".
"Jadi kalau kami nanti setelah paket pemeriksaan ini kemudian menghasilkan sesuatu apakah dia layak atau tidak melanjutkan itu benar-benar berdasarkan paket yang sudah teruji," tegas Andika.
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram,Twitter,GridHot.ID |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |