Maskot pertama dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Kehadiran gadis-gadis cantik mengenakan busana yang didominasi warna biru serta penutup kepala berbentuk kapal phinisi.
Busana ini melambangkan masyarakat Sul-Sel yang sejak jaman dahulu memiliki budaya bahari yang sangat kuat.
Berikutya maskot Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari lukisan kepala berbentuk anoa, mata rantai, padi dan kapas, serta terdiri dari beberapa warna dasar.
Baru kemudian muncul maskot ketiga dari Provinsi Sulawesi Barat dengan bentuk rumah Boyang yang merupakan rumah adat.
Seperti rumah adat lainnya, rumah ini mempunyai struktur rumah pangung dan ornamen di setiap sudutnya.
Kehadiran kesenian dari Provinsi Sulawesi Tengah yang mengusung Gong Perdamaian Nosarara Nosabatutu juga membuat suasana karnaval menjadi sangat meriah.
Replika gong perdamaian yang berdiri kokoh dan megah di bumi Kaili memiliki arti bersaudara dan bersatu.
Baca Juga: NOAH Sukses Hentakkan Panggung dan Puaskan Penonton di Synchronize Fest 2019
Bagi masyarakat yang tahun lalu daerahnya terkena bencana tsunami dan gempa tersebut, Gong Perdamaian sebagai simbol agar konflik sosial yang pernah terjadi tak terulang lagi.
Selanjutnya dari Provinsi Sulawesi Utara, yang diwujudkan dengan tarian perang tradisional orang Minahasa dengan menggunakan senjata tajam berupa pedang dan tombak yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan iringan tambur dan gong.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | |
Editor | : | Gridaidi |