"Sempat menarik ular hitam kobra dan dikira udah mati karena lemas, namun setelah dilepas ular tersebut kembali bergerak dan siap mematuk anak saya," kata Cucu.
Cucu juga pernah melihat anaknya disengat tawon tetapi justru tertawa dan tidak merasa kesakitan.
"Saya melihat ia disengat tiga kali di tangannya, tapi ia malah tertawa. Tak nampak sedikitpun rasa sakit yang diperlihatkannya," kata Cucu.
Melansir dari laman Tribun Jakarta, tim medis pernah mendiagnosa Rizki mengalami hiperaktif.
Tak hanya itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Dinkes Cianjur, dr Irvan Fauzy juga curiga bahwa Rizki diduga mengidap penyakit epilepsi.
Pasalnya, berdasarkan laporan kepala Puskesmas yang diterima Dinkes, Rizki kerap berbicara sendiri dan menjerit-jerit.
Rizki juga disebut kerap melakukan rawat jalan ke Puskesmas Babakansari lantaran tak kooperatif saat dirujuk ke RSUD Cianjur tahun 2018 lalu.
Baca Juga: Pria Cianjur Gali Makam Ayahnya, Jasadnya Diambil untuk Dijadikan Teman di Rumah
Menurut kepala Desa Babakansari, H Junaedi, Rizki disebut mengalami gangguan mental.
Pihaknya bahkan pernah memasukkan Rizki ke Sekolah Luar Biasa (SLB).
Namun, Cucu justru memutus sekolah sang anak.
"Saya tak tahu apa alasan orang tua Rizki malah memberhentikan anaknya sekolah," kata H Junaedi, Selasa (20/8/2019). (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Tribunjabar,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |