”Kalau infrastruktur pariwisatanya nyaman dan bersih, wisatawan happy. Komunitas warga pengelola destinasi semakin sadar tentang hal ini. Bahkan, ada Festival Toilet Bersih yang digelar sejak tiga tahun lalu,” ujar Anas.
Penghargaan ini melengkapi pengakuan internasional terhadap program wisata Banyuwangi.
(Baca juga: Fake Paris, Kalian Bisa Tebak Mana yang Asli?)
Sebelumnya, Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) menobatkan Banyuwangi sebagai kawasan dengan inovasi kebijakan pariwisata terbaik dunia 2016.
”Global standard ini penting untuk mendorong kita semua terus berbenah. Memang tujuan forum ASEAN ini adalah memberikan standar baru bagi daerah di ASEAN yang sedang meningkatkan pariwisatanya,” kata Anas.
Bramuda menambahkan, penilaian penghargaan dilakukan ketat berdasar 108 kriteria.
Dari 108 kriteria, Banyuwangi mendapat nilai 87,04 persen.
(Baca juga: Korea Selatan Bebaskan Visa untuk Indonesia tapi Ikuti Syarat yang Satu Ini)
Materi penilaian tak hanya tentang kebersihan, tapi semua proses yang mendukung tercapainya situasi nyaman bagi wisatawan.
ASEAN mangapresiasi inovasi program pariwisata Banyuwangi yang banyak dimulai dari pendekatan sosial budaya, sehingga efektif menggerakkan masyarakat.
”Pendekatan ini juga digunakan untuk mengembangkan destinasi baru. Hasilnya mampu menggeliatkan ekonomi masyarakat secara signifikan,” terang Bramuda.
Untuk destinasi yang menjadi titik penilaian adalah wisata bahari Bangsring Underwater di Kecamatan Wongsorejo dan Pantai Grand Watudodol (GWD) Kecamatan Kalipuro yang makin tertata setelah direnovasi.
Dua destinasi itu dipilih karena komunitas warganya memiliki visi sama dalam penciptaan lingkungan bersih dan berkelanjutan.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul Banyuwangi Raih Penghargaan Kota Bersih di Tingkat ASEAN.
Viral, Gadis Anak dari Pengepul Barang Bekas Ini Berhasil Jadi Sarjana, Auto Bangga Pamer Foto di Atas Gerobak Orang Tua
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |