Baca Juga: Berhasil Taklukkan Jakarta, Via Vallen Merasa Mendapat Banyak Pelajaran Berharga di Ibukota
3. Diklaim minim konflik sosial
Presiden menyebut, kajian pemindahan ibu kota Negara tidak hanya urusan infrastruktur, tetapi juga sosiologisnya dan sosiopolitiknya yang perlu dipertajam.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi menyebut di Kaltim tidak pernah terjadi konflik sosial yang massif meskipun masyarakat Kaltim heterogen, perpaduan semua suku dan agama berbaur secara alami.
4. Ketersediaan lahan yang memadai
Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengatakan penyediaan lahan untuk kebutuhan ibu kota negara yang baru, Kaltim tidak ada kendala.
Saat ini, lanjutnya, sudah tersedia lahan yang cukup memadai, yakni sekitar 68.000 hektare dan telah dilaporkan kepada pemerintah pusat.
Hanya saja lahan tersebut masih bisa diperluas lagi, yakni ke wilayah timur dan juga barat.
5. Dinilai Minim Bencana
Dari aspek geografis, Kaltim diklaim minim bencana, mulai dari bencana longsor, gempa bumi dan lainnya.
Namun menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa.
"Di Kalimantan tidak benar kalau dibilang tidak ada gempa.
Sebenarnya setelah BMKG melakukan instalasi uji monitoring gempa bumi di Kalimantan tahun 2006-2008, aktivitas gempa di Kalimantan dapat terlihat, dan sejak dulu ada," ujarnya kepada Kompas.com (31/7/2019). (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | tribunnews.com,Kompas.com |
Penulis | : | Ruhil Yumna |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |