Sementara untuk listrik, Ati menyambung dari warga lain dan melakukan pembayaran bulanan.
"Listrik ambil dari orang lain. Di sini anginnya kencang, suka takut kebakaran," ujar Ati.
Oleh sebab itu ia hanya menggunakan listrik seperlunya.
Lokasi kumuh dan terpencil itu menjadi rumah bagi para warga yang mengungsi karena kepadatan dan tingginya biaya hidup di ketiga RT yang ada di sana.
Melansir dari Tribunnews, penanganan sampah tersebut dirapatkan presiden pada (16/7/2019) bulan lalu.
Rapat tersebut dihadiri menteri kabinet kerja dan para kepala daerah.
Di sana Jokowi menyampaikan jika masalah sampah sudah sering dirapatkan.
"Urusan sampah ini juga sudah ingin kita selesaikan, ingin kita kerjakan," ungkap Jokowi.
"Sejak jadi gubernur sampai sekarang, sampai hari ini saya belum mendengar ada progress," paparnya.
Jokowi berharap melalui rapat ini nantinya dia bisa mendapatkan laporan bahwa ada satu atau dua masalah sampah yang telah selesai.
"Saya ingin betu-betul ada sebuah solusi sore hari ini. Problemnya ada di mana langsung dan waktu saya berikan kepada wali kota gubernur bupati yang hadir," lanjut Jokowi.
"Langsung to the point aja masalahnya ini. Nggak usah cerita terlalu panjang," tegas Jokowi. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |