(BACA : Salut! Sembuhkan Depresi, Pemuda Ini Terus Buat Lukisan di Papan Tulis Restoran)
Ia ditemukan pada hari Rabu, (31/1/2018).
Mahasiswa tersebut tewas setelah dilaporkan menderita depresi.
Ibu korban menemukan anaknya meninggal di kamarnya pada pukul 7:50 pagi.
Hal ini disampaikan oleh kantor polisi Busan Jin, Korea Selatan.
Keluarga mahasiswa tersebut mengklaim bahwa korban semula mendapatkan keuntungan sebesar 200 juta won Korea (sekitar 2,5 milyar Rupiah) dari investasinya.
(BACA : Kebiasaan Tidur Ini Bisa Sebabkan Kecemasan, Bahkan Sampai Depresi, Memangnya Apa ya?)
Akibat adanya peraturan pemerintah Korea Selatan untuk mengekang pasar yang memanas, nilai mata uang virtual turun pada akhir Desember.
Hal ini menimbulkan pukulan terhadap investasi yang dilakukan mahasiswa tersebut.
Saat itu korban menunjukkan tanda-tanda depresi.
Dia dilaporkan mengandalkan obat tidur yang diresepkan untuk membantu meringankan gejalanya.
Polisi mengatakan bahwa mahasiswa tersebut berkuliah di salah satu perguruan tinggi terbaik.
(BACA : Waspada, 4 Tanda Ini Menandakan Kondisi Depresi Semakin Serius)
Pada semester pertama tahun lalu, dia mengambil cuti medis dari kampusnya.
Ia kembali ke kampung halamannya di Busan.
Di Busan, dia mulai bekerja sebagai pekerja sosial pada bulan Oktober.
Polisi berencana menyelidiki kasus ini lebih lanjut.(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |