"Paling hanya senyum-senyum saja," kata Dadang seperti yang Grid.ID kutip dari TribunJakarta.com.
Posisi rumah Dadang pun persis berada di samping kanan kontrakan yang sempat dihuni Muhtar. Jadi ia kerap melihat Muhtar bepergian.
Saat kejadian, Dadang sedang berada di rumahnya mengetik surat domisili. Hingga pukul 17:30 WIB, Dadang mendengar adanya suara tangisan dan teriakan.
Ia pun lari ke depan rumah dan sudah banyak orang, bahkan ada yang menangis.
"Teman saya pak, teman saya pak," kata penghuni kontrakan kepada Dadang.
Rupanya, Dadang ikut saat mencoba dobrak pintu Muhtar Amin.
"Setelah saya lihat, Muhtar Amien sudah terlentang di lantai. Seperti tidak percaya, saya spontan mengatakan "Kamu" sembari melihat Muhtar," kata Dadang.
Mengetahui hal tersebut, Dadang selaku pengurus kewilayahan langsung menghubungi pihak kepolisian dan polisi tak lama kemudian datang bersama Inafis.
Setelah dilakukan olah TKP, jenazah kemudian dibawa ke RSHS Bandung dan beberapa penghuni diminta keterangan di kantor polisi. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjakarta.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |