Akhirnya Benedict harus dilarikan ke instalasi gawat darurat rumah sakit pada bulan Juli.
Dia kemudian didiagnosis terserang virus Epstein-Barr (EBV), di mana gejalanya memang menunjukkan gejala yang mirip dengan flu biasa.
Virus ini dapat menyebabkan mononukleosis dan biasanya sembuh dengan sendirinya setelah empat hingga enam minggu.
Tidak ada obat atau vaksin yang dapat mengobati EBV, penderita hanya dapat mendapat pengobatan untuk mengurangi gejalanya.
Dalam kasus Benedict, virus EBV yang dideritanya ternyata memicu timbulnya penyakit lain dengan cepat.
Ia kembali didiagnosis dengan kelainan kekebalan tubuh yang langka, yang dikenal sebagai limfohistiositosis hemofagositik.
Ini adalah suatu kondisi di mana tubuh membuat terlalu banyak sel imun teraktivasi.
Tiga minggu setelah dirawat di rumah sakit, kondisinya justru semakin memburuk.
Source | : | straitstime.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |