Laporan Wartwawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Benedict James Naden Lim merupakan mahasiswa manajemen di Singapura.
Ia juga bekerja sebagai instruktur renang yang diketahui memiliki kesehatan baik dan bugar.
Mahasiswa muda itu selalu berhati-hati dengan apa yang dia makan dan menjaga gaya hidup sehat.
Namun sayang, pria berusia 23 tahun itu harus mengalami kondisi yang tidak diinginkan.
Melansir dari The Straitstime pada Jumat (6/9/2019), Benedict dinyatakan terserang sakit flu.
Dia jatuh sakit pada bulan Juni 2019 lalu.
Benedict telah memeriksakan dirinya ke dokter dan didiagnosis sakit flu.
Namun sakitnya terus memburuk meski sudah minum obat.
Akhirnya Benedict harus dilarikan ke instalasi gawat darurat rumah sakit pada bulan Juli.
Dia kemudian didiagnosis terserang virus Epstein-Barr (EBV), di mana gejalanya memang menunjukkan gejala yang mirip dengan flu biasa.
Virus ini dapat menyebabkan mononukleosis dan biasanya sembuh dengan sendirinya setelah empat hingga enam minggu.
Tidak ada obat atau vaksin yang dapat mengobati EBV, penderita hanya dapat mendapat pengobatan untuk mengurangi gejalanya.
Dalam kasus Benedict, virus EBV yang dideritanya ternyata memicu timbulnya penyakit lain dengan cepat.
Ia kembali didiagnosis dengan kelainan kekebalan tubuh yang langka, yang dikenal sebagai limfohistiositosis hemofagositik.
Ini adalah suatu kondisi di mana tubuh membuat terlalu banyak sel imun teraktivasi.
Tiga minggu setelah dirawat di rumah sakit, kondisinya justru semakin memburuk.
Tubuhnya terinfeksi limfoma sel-T atau jenis kanker langka yang terkait dengan virus EBV.
Ayahnya juga menceritakan, dokter menemukan beberapa organ vital putranya mengalami penurunan fungsi.
"Hati dan ginjalnya mengalami penurunan fungsi. Dokter juga menemukan air di paru-parunya, tetapi Benediktus tetap optimis bahwa ia dapat sembuh," jelas Ayahnya.
Awalnya, kondisi Benedict telah kembali stabil dan hasil tes meningkat.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Istri Tega Bunuh Suami Pakai Jasa Eksekutor yang Cuma Dibayarnya Rp 50 Ribu
Namun tak lama kemudian penyakitnya kembali kambuh dengan cepat.
Benedict mengalami kejang dan pendarahan di otaknya, serta membutuhkan pembedahan.
Ayah Benedict memposting kondisi putranya di media sosial pada jumat 30 Agustus lalu.
Ia meminta bantuan donor darah karena persediaan yang menipis untuk operasi anaknya.
Namun sayang, nyawa mahasiswa yang seharusnya dapat lulus pada Mei 2020 itu tidak dapat tertolong meskipun telah dilakukan operasi. (*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | straitstime.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |