Grid.ID - Kemeriahan perayaan Malam Satu Suro atau Tahun Baru Hijriah 1441 H sepekan lalu rupanya masih menyisakan cerita.
Pasalnya, di tengah-tengah gegap gempita Malam Satu Suro, seorang kakek justru dikabarkan tersesat di hutan Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Alih-alih berhasil mencapai puncak Gunung Lawu, sang kakek justru ditemukan dalam keadaan linglung oleh pencari rumput.
Baca Juga: Masih 17 Tahun, Remaja Ini Rela Dinikahi Kakek Berusia 112 Tahun
Belakangan, diketahui nama si kakek ialah Masirin (81), warga Desa warga Desa Wonosemi, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Mengutip Kompas.com (7/9/2019), Masirin ditemukan oleh pencari rumput di wilayah hutan Sabrangan Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura).
Ini terungkap dari penuturan salah satu petugas Tahura bernama Marwoto kepada Kompas.com.
Baca Juga: Pernah Jadi Korban Bully, Seorang Kakek Balas Dendam dan Tembak Teman Sekelasnya di Acara Reuni
Beruntung, saat ditemukan, Masirin masih dalam kondisi sadar dan tak terluka sama sekali.
“Ditemukan kondisinya tergeletak tapi masih sadar. Ditemukan warga yang sedang mencari rumput,” ujar Marwoto, petugas Tahura melalui pesan singkat kepada Kompas.com pada Sabtu (7/09/2019).
Tak kalah miris, ketika para petugas Tahura mengecek isi tak yang dibawa Masirin, mereka hanya melihat baju ganti serta KTP tanpa perbekalan untuk pendakian yang memadai.
Mendaki di usia senja dengan perbekalan minim bukannya tanpa risiko.
Bukan hanya kelelahan, sang kakek juga sempat linglung serta pikun saat dievakuasi di kantor Tahura.
Baca Juga: Suhu Ekstrem hingga Minus 3 Derajat di Puncak Gunung Lawu, Seorang Pendaki Dilaporkan Pingsan
Alhasil, Masirin tak bisa menjawab tatkala para petugas menanyai soal nomor kontak keluarganya yang bisa dihubungi.
“Ditanya tidak tahu siapa keluarganya yang bisa dihubungi. Saat ini masih di kantor Tahura,” Marwoto menambahkan.
Marwoto kemudian menuturkan Masirin mengaku berangkat menuju puncak Lawu melalui Pos Cemoro Kandang pada Rabu (4/9/2019).
“Ngakunya naik ke puncak pada Kamis pagi, kemudian tersesat dan ditemukan oleh pencari rumput pada Sabtu pagi,” kata Marwoto lebih lanjut.
Ternyata aksi nekat Masirin sempat dicegah oleh pengelola Pos Cemoro Kandang yang mengimbau sang kakek agar tidak melakukan pendakian karena faktor usia.
Namun, ia tetap bersikukuh melakukan pendakian tanpa sepengetahuan pengelola.
Bukan tanpa sebab Masirin ngotot untuk mendaki gunung setinggi 3.265 meter itu meskit telah berusia senja.
Usut punya usut, ia rupanya melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu demi merayakan Tahun Baru Hijriah 1441 H atau Malam Satu Suro.
Baca Juga: Suhu Udara di Puncak Gunung Lawu Mencapai Minus 3 Derajat, Pendaki Diimbau Hati-hati
Di sana nantinya ia berencana akan melakukan tirakat di puncak Gunung Lawu sembari melewati pergantian kalender Jawa tersebut.
Kejadian yang menimpa kakek Masirin ini bukan kali pertama yang dihadapi para petugas penjaga Gunung Lawu.
Pasalnya, gunung yang menjadi perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur itu menjadi primadona bagi para peziarah yang ingin merayakan Malam Satu Suro.
Mengutip Tribun Solo (11/9/2018), disebutkan ada 2 jalur utama pendakian Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar.
Yakni, Pos Cemoro Kandang, Kecamatan Tawangmangu dan Pos Candi Cetho, Kecamatan Jenawi.
Kebakaran hebat yang melanda puncak Gunung Lawu pada tahun 2018 lalu bahkan tak menyurutkan niat para pendaki untuk menuju ke sana bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H. (*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |