Grid.ID - Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan membatasi kunjungan wisata ke kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur.
Pembatasan itu untuk melindungi Bromo sebagai kawasan konservasi alam.
"Jadi begini mas, kita akan menyesuaikan kunjungan wisatawan ke Bromo dengan daya dukung kawasan. Karena bagaimanapun BTS (Bromo Tengger Semeru) adalah kawasan konservasi. Jadi prinsip kunjungan juga memperhatikan kondisi kawasan," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat melalui pesan tertulis kepada Kompas.com yang dikutip Grid.ID, Sabtu (3/2/2018) malam.
(Tak Hanya Kasus Korupsi, Gubernur Jambi Zumi Zola Pernah Terseret Kasus Hukum Ini)
Ia menyebutkan, tahun lalu pihaknya sudah melakukan kajian daya dukung kawasan bersama tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Harini Muntasib.
Dari kajian tersebut, muncul daya dukung maksimal kunjungan untuk kawasan tersebut.
Setiap lokasi wisata yang ada di kawasan itu memiliki daya dukung yang berbeda-beda.
Untuk Bukit Kaki Jenggot atau Telletubies daya dukungnya sebenyak 3.199 orang per hari.
Sementara untuk Bromo Laut Pasir daya dukungnya sebanyak 5.806 orang per hari, Puncak Penanjakan 892 orang per hari, Bukit Kedaluh atau Kingkong sebanyak 434 orang per hari dan Bukit Cinta sebanyak 141 orang per hari.
(10 Selebriti Indonesia Lahir di Bulan Februari, Nomor 7 dan 8 Adalah Pasangan Suami Istri)
"Jadi berdasarkan hasil kajian daya dukung kawasan, masing - masing point kunjungan berbeda - beda," katanya.
Selain itu, pembatasan kunjungan juga dilandaskan atas pertimbangan kenyamanan wisatawan. Selama ini banyak wisatawan yang mengeluh karena kunjungan terlalu padat.