Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - 15 tahun yang lalu, 7 September, pegiat hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib tewas dibunuh di dalam kabin pesawat Garuda saat perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.
Untuk mengenang beliau, KompasTV melalui acara 'Rosi' mendatangkan istri dan kedua anaknya untuk sejenak berbincang dalam acara yang bertema '15 Tahun Munir: Menolak Lupa'.
Dalam acara itu terungkap beberapa fakta yang mungkin tak banyak orang ketahui tentang keluarga Munir setelah sepeninggalnya.
Baca Juga: Ahli Forensik Kasus Munir di Paksa Berhenti Padahal Kasus Belum Tuntas
Salah satunya adalah pertanyaan yang pernah terlontar dari mulut anak keduanya, Diva Suki Larasati.
Saat kejadian itu berlangsung, umur Diva masih menginjak dua tahun dan tentu sulit baginya saat itu untuk memahami situai yang sedang terjadi.
Namun ketika pembawa acara Rosi bertanya, adakah yang ditanyakan Diva saat itu tentang abahnya, Munir, jawabannya pun membuat Rosi tercengang.
Baca Juga: Dengan Uang Rp 100 Ribu, Wanita Riau Ini Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Suaminya
"Ya (pernah), mungkin bisa dikatakan ini sensitif, untuk anak dua tahun menanyakan pada ibunya," jawab Diva dikutip Grid.ID dari Youtube KompasTV yang ditayangkan langsung pada (5/9/2019).
"Seorang ibu yang barusan ditinggalkan oleh suaminya, bahwa saya menanyakan 'Kenapa abah dibunuh?'" ungkap Diva.
Hal ini jelas membuat kaget Suciwati, istri Munir, mengetahui anaknya yang masih berusia dua tahun itu memiliki pertanyaan yang cukup kritis di usianya.
"Saya pun cukup kaget," terang Suciwati yang tak lama kemudian terlihat menunduk sedih.
Diva pun mengaku tak lagi menanyakan hal itu lantaran tak mau ibunya kembali sedih.
"Aku cukup kaget dengan reaksi ibu yang tiba-tiba sedih. Akhirnya saya tidak bertanya lagi dari ibu karena saya tahu betapa dengan satu pertanyaan itu bisa membuat hati ibu saya hancur," ungkapnya kemudian.
Baca Juga: Menolak Diceraikan Istri, Pria Ini Nekat Gantung 4 Anaknya Menggunakan Sabuk Hingga Tewas
Seperti yang diketahui, Munir tewas saat perjalanan menuju Ultrecht untuk mendalami perlindungan internasional terkait HAM.
Di kabin pesawar Garuda bernomor penerbangan GA-974 itu, Munir mengembuskan napas terakhirnya.
Kematian Munir ini awalnya diduga karena sang pegiat HAM tersebut sakit setelah beberapa kali terlihat bolak-balik ke toilet selama penerbangan selepas transit di Bandara Changi, Singapura.
Baca Juga: Kisah 3 Pria yang Memilih Tinggal dengan Mayat karena Tak Rela Ditinggal Orang Tersayang
Namun hasil autopsi yang dilakukan oleh kepolisian Belanda dua bulan setelah pemakamannya pada 12 November 2004 menunjukkan fakta lain.
Seperti yang dilansir dari Kompas, hasil dari autopsi itu menunjukkan adanya senyawa arsenik di tubuh Munir.
Hasil autopsi ini pun kemudian diumumkan oleh Kepolisian RI (Polri) di Jakarta.
"Begitu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap jenazah Munir dari Belanda yang kami terima dari Departemen Luar Negeri (Deplu). Ada dugaan kematian Munir tidak wajar," ujar Kapolri saat itu, Jenderal Pol Da'i Bachtiar.
Polri pun segera membentuk tim forensik guna melakukan pendalaman.
Makam Munir digali kembali untuk memeriksa lebih dalam kondisi jenazah.
Baca Juga: Kekasihnya Tewas Gantung Diri di Kamar kos, Gadis Ini Teringat Perilaku Pacarnya: Sering Murung
Sudah 15 tahun berlalu, namun Polri masih belum bisa menguak misteri di mana dalang dari kasus pembunuhan Munir.
(*)
Bak Toko Emas Berjalan, Syahrini Tenteng Tas Hermes Emas Seharga Nyaris Rp 1 Miliar: Duitnya Ga Berseri
Source | : | Kompas.com,Youtube Kompas TV |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |