Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Kisah Inspiratif bisa datang dari mana saja, termasuk orang yang dianggap gila sekalipun.
Adalah seorang petani yang dianggap gila di negaranya namun usaha itu membuatnya kini dihormati.
Gurun merupakan masalah serius di berbagai negara tandus seluruh dunia.
Berbagai upaya dan tindakan dilakukan untuk melawan tanah yang tandus dan tak bisa ditanami.
Namun, seorang petani asal Burkina Faso Afrika buktikan kerja kerasnya untuk memerangi gurun tandus.
(BACA : Nyawa Hampir Melayang, Seorang Gadis Sengaja Didorong Hingga Jatuh ke Perlintasan Kereta Api)
Dilansir Grid.ID, Ancient Origins.net bagikan kisah inspiratif tentang petani ini.
Bernama Yacuba Sawadogo, ia adalah seorang petani asal Burkina Faso di Afrika wilayah Sahel.
Yaitu sebuah tempat yang semi-gersang terjepit oleh Gurun Sahara.
Daerah ini sudah lama gersang dan tandus sejak 1970, berbagai upaya dilakukan namun tak ada satupun yang berhasil.
Namun seorang petani bernama Sawadogo mengambil tindakan dengan caranya sendiri pada 1980.
(BACA : Mampu Hasilkan Rp 10 Juta per Bulan, Gini Kisah Driver Online yang Gunakan 'Tuyul')
Ia melakukan aktivitas pertanian dengan cara normal dan seperti biasanya bahkan ia bertani dengan cara tradisional.
Hal ini dilakukannya terus menerus bersama dengan anggota komunitasnya, namun caranya ini malahan dianggap gila oleh segelintir orang.
Bahkan Sawadogo dianggap telah hilang akal sehatnya dan diejek.
Walaupun begitu ia tetap gigih mempertahankan keyakinannya ini, sampai akhirnya ia berhasil membangun tanah tandus ini menjadi sebuah area pertanian.
Keberhasilan yang didapat oleh Sawadogo dalam perjuangannya melawan penggurunan telah menjadikannya sosok yang dihormati di masyarakat.
Pada tahun 2010, sebuah film dokumenter berjudul The Man Who Stopped the Desert dibuat, yaitu tentang kehidupan Sawadogo dan ditayangkan perdana di Norwich Inggris.
Film ini membuat karyanya dikenal di panggung internasional dan menyoroti masalah yang dihadapi, serta langkah-langkah potensial yang mungkin dilakukan, oleh negara-negara seperti Burkina Faso. (*)
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |