Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Sama seperti kebanyakan orang, BJ Habibie punya banyak cara untuk menikmati hidup.
Sejak masih kecil, Habibie sangat gemar menunggang kuda dan membaca buku.
Selain itu, sejak duduk di bangku SD, Habibie memang telah memiliki bakat yang lebih menonjol dibandingkan teman-temannya.
Baca Juga: BJ Habibie Meninggal, Jenazah Tiba di Rumah Duka yang Ramai Dipadati Kerabat dan Masyarakat
Melansir dari Kompas.com, Rabu (11/9/2019), saat duduk di bangku SD dan SMP Habibie selalu menduduki peringkat pertama di sekolahnya.
Diceritakan Habibie bahwa orang tuanya menanamkan kepada dirinya untuk selalu melakukan yang terbaik di manapun ia berada, meskipun saat itu mereka tinggal di desa.
Kedua orang tuanya juga memintanya untuk tetap belajar keras.
Dari sinilah akhirnya orang tuanya membelikan kamus Indonesia-Belanda agar ia bisa belajar sendiri.
Sejak saat itu, Habibie lebih suka mengurung diri dan menghabiskan waktu untuk membaca.
Apa yang dilakukan Habibie itu merupakan salah satu praktik penanaman kebiasaan membaca.
Berangkat dari sanalah Habibie menjadi orang yang kritis, banyak mencari masalah dan banyak menemukan solusi.
Baca Juga: Merasa Kehilangan atas Meninggalnya BJ Habibie, SBY: Saya Memiliki Kedekatan Secara Pribadi
Namun sayang di usia 14 tahun, tepatnya pada 3 September 1950, Habibie harus kehilangan sosok ayah yang sangat ia cintai.
Meskipun dalam keadaan berduka, Habibie tidak mau berhenti sampai di situ saja.
Anak keempat dari delapan bersaudara itu kemudian melanjutkan menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung.
Baca Juga: BJ Habibie Meninggal Dunia, In Memoriam Presiden Ketiga RI Jadi Duka untuk Tanah Air
Sebelum kemudian Habibie mendapatkan beasiswa di Rhenish Wesfalishche Tecnische Hochscule, di Jerman.
Saat itulah pengetahuan tentang teknologi dan mesin semakin terasah.
Tak hanya itu, Habibie juga merupakan sosok pekerja keras.
Baca Juga: Tak Tergeser Sedikitpun, Begini Potret Ranjang Tua Tempat BJ Habibie Main Pesawat-pesawatan
Ia menjalani kuliah sembari bekerja di sana.
Habibie diketahui sempat bekerja di Messerchmitt-Bolkow-Blohm, yang merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman.
Melansir dari Tribun Style, kerja kerasanya itulah yang mengantar Habibie akhirnya menjadi presiden Republik Indonesia.
Baca Juga: Melihat Pesawat R80 Mengudara, Impian Habibie yang Belum Terwujud Hingga Akhir Hayatnya
Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI, tertarik dengan prestasi Habibie.
Presiden RI ke-2 ini akhirnya meminta Habibie untuk kembali dan memimpin pengembangan industri di Indonesia.
Habibie ditunjuk menjadi CEO di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Setelah itu ia juga dipercaya untuk menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi di Tahun 1978.
Ia menjadi pemimpin pertama dalam proyek pesawat pertama buatan Indonesia bernama N250 Gatot Kaca.
Ia juga sempat diangkat menjadi Wakil Presiden Kabinet Pembangunan pada 14 Maret 1998.
Baca Juga: Tak Bisa Sembunyikan Kesedihan, Tangis Reza Rahadian Pecah Saat Tiba di Rumah Duka BJ Habibie
Selang dua bulan kemudian, Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Tak hanya itu saja, selama hidupnya BJ Habibie telah banyak mengantongi prestasi baik di dalam maupun luar negeri.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Style |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |