Selama menjalani pendidikan di Jerman, ia tidak terpengaruh dengan teman-temannya yang mendapat beasiswa tidak mengikat, berbeda dengan dirinya.
"Saya tidak merasa lebih pinter, tidak merasa lebih bodoh, tidak merasa iri dan juga tidak mengganggu. Memang dari kecil saya bermain sendiri,” ujarnya.
BJ Habibie lebih senang mengisi hari-harinya dengan membaca buku baik itu tentang sains, mekanik, filsafat maupun sajak-sajak.
"Kalau sedang sendiri, bukannya saya memikirkan problem sendiri. Saya berjam-jam membaca filsafat dan sajak-sajak, dalam bahasa apa pun," kenangnya.
Habibie sangat berbeda dengan teman-temannya yang memiliki gairah untuk pergi dansa, nonton, dan ngluyur (keluar malam).
Meski begitu, BJ Habibie ngaku tidak menutup pintu jika ada undangan untuk pergi ke pesat.
Baca Juga: Vidi Aldiano Kenang Sosok BJ Habibie yang Berilmu dan Bijaksana
"Kalau di situ ada dansa, ya saya dansa. Masak orang dansa saya di pojok saja? Suruh nyanyi, ya, nyanyi. Suruh cuci piring, ya, cuci piring,” ungkapnya.
Semasa menjalani pendidikan di Jerman, BJ Habibie mengalami titip terberat dalam hidupnya.
Meski mengaku sempat mengalami kesulitan saat skripsi, tetapi itu bukan hal tersulit bagi BJ Habibie.
Baca Juga: Pengakuan Ajudan Pribadi BJ Habibie yang Punya Nama Panggilan Kesayangan
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | YouTube,kompas,intisari |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |